Kenaikan laba bersih tahun 2017 dipengaruhi meningkatnya produksi dan penjualan komoditas utama nikel, emas dan bauksit."
Jakarta (ANTARA News) - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Persero selama tahun 2017 membukukan laba bersih sebesar Rp136 miliar, tumbuh 111 persen dibanding laba bersih 2016 sebesar Rp64 miliar.

"Kenaikan laba bersih tahun 2017 dipengaruhi meningkatnya produksi dan penjualan komoditas utama nikel, emas dan bauksit," kata Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, dalam siaran pers yang diterima Antara, di Jakarta, Senin.

Menurut Arie Prabowo, selama tahun 2017 perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp12,65 triliun, melonjak 39 persen dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp9,11 triliun.

Penjulan emas selama tahun 2017 mencapai Rp7,37 triliun, naik 33 persen dibanding tahun 2016 yang mencapai Rp5,54 triliun.

Adapun total volume produksi emas Antam dari tambang Pongkor dan Cibaliung 1.967 kg (63.240 oz), sementara volume penjualan emas antam sebesar 13.202 kg (424.454 oz), tumbuh sebesar 29 persen dibandingkan volume penjualan tahun 2016 sebanyak 10.227 kg (328.806 oz).

"Antam terus berupaya untuk meningkatkan penjualan emas dengan melakukan perluasan pasar. Antam bekerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk memanfaatkan 205 Kantor Pos di seluruh Indonesia sebagai kanal penjualan dan distribusi penjualan emas Antam," ujar Arie.

Antam melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia secara resmi melakukan perluasan distribusi pemasaran produk emas Antam ke Jepang melalui inovasi produk baru berupa emas batangan motif Hello Kitty (minted-bar Hello Kitty).

Perseroan merupakan satu-satunya gold refinery di ASEAN yang memiliki sertifikat London Bullion Market Association (LBMA). Dengan sertifikat ini, produk emas Antam terjamin kepastian berat dan kemurniannya serta bisa diperdagangkan secara internasional.

Sementara itu, penjualan feronikel pada 2017 mencapai Rp3,22 triliun, dengan total produksi nikel dalam feronikel (TNi) sebesar 21.813 TNi naik sebesar 7 persen dari capaian tahun 2016 sebesar 21.762 TNi.

"Pada tahun 2017, ANTAM telah mendapatkan izin ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 3,9 juta wmt (<1,7% Ni) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM)," katanya.

Selama tahun 2017 volume produksi bijih nikel naik 241 persen dengan total produksi sebesar 5,57 juta wmt dengan level volume penjualan mencapai 2,83 juta wmt atau naik 285 persen dibandingkan 2016.

Sedangkan pendapatan dari komoidi bijih bauksit pada 2017 mencapai Rp398 miliar naik 283 persen dibandingkan nilai penjualan bijih bauksit pada 2016 sebesar Rp104 miliar.

Volume produksi bijih bauksit selama tahun 2017 mencapai 705.322 wmt, tumbuh sebesar 192 persen dengan volume penjualan mencapai 838.069 wmt, naik sebesar 181 persen dibandingkan capaian tahun 2016.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018