Hanoi (ANTARA News) - Piala Asia memberi peluang menjadi tempat mengesankan untuk reuni di antara para mantan rekan satu tim di klub-klub sepak bola Eropa, dengan para pelatih ekspatriat memimpin tim dalam Grup B, semuanya kolega lama. "Itu terasa aneh," kata Dzemaludin Musovic, pelatih berusia 60 tahun asal Bosnia yang memimpin negara kaya minyak Qatar dalam meraih kemenangan pada Piala Teluk 2004 dan gelar Asian Games Desember lalu. "Tiga pelatih di sini pernah bermain pada klub yang sama. (Alfred) Riedl dan saya juga bermain dengan klub sama. Semua kami sama berada dalam grup sama. Aneh," katanya. Musovic dan Riedl, pelatih asal Austria berusia 57 tahun yang pada masa jabatan ketiga selaku pelatih Vietnam sejak 1998, pernah sebentar bersama-sama selaku striker di klub divisi satu Belgia Standard Liege pada awal 1970-an. Pelatih asal Bosnia itu kemudian pindah ke divisi satu Prancis dan bergabung dengan rekan senegaranya yang lebih tua Ivica Osim dan Bruno Metsu asal Prancis di Valenciennes. Osim yang berusia 66 tahun, dikenang sebagai striker Strasbourg, dan kini memimpin Jepang untuk mencapai ambisi memenangi Piala Asia ketiga kalinya beruntun. Metsu, dengan rambut khas berusia 53 tahun, yang memimpin Senegal ke perempat-final Piala Dunia 2002, memimpin Uni Emirat Arab setelah merebut gelar Piala Teluk pertama kalinya dalam Januari. Sama seperti Mesu, Osim juga mengukir sejarah di Piala Dunia setelah memimpin bekas Yugoslavia itu ke perempat-final pada 1990 - dengan Musovic sebagai asistennya. Kedua pelatih asal Bosnia itu bersalaman dan berbincang-bincang Sabtu petang di stadion nasional My Dinh di Hanoi saat pelatihan resmi sebelum pertandingan pembuka mereka Senin. "Kami mengucapkan halo dan menanyakan segala sesuatunya". Tak ada yang istimewa. Semuanya biasa. Kami berbicara ringan seperti keadaan keluarga kami dan anak-anak," kata Musovic. "Sudah lama kami tidak saling bertemu," tambahnya. Mereka terakhir bertemu saat turnamen Piala Teluk di Abu Dhabi dalam Januari ketika pelatih Jepang itu mengintip kebangkitan sepak bola negara-negara Timur Tengah. Osim, seperti dikutip AFP, mengatakan tentang persaingan dengan teman baiknya itu, "Kami pelatih profesional dan juga berkawan. Tapi, itu cerita lain. Bagaimana pun, saya pikir kami akan tetap bersahabat setelah pertandingan." (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007