Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Inggris Raya untuk Indonesia Moazzam Malik mengatakan bahwa negaranya masih terbuka untuk berdialog dengan Rusia, menyusul terjadinya insiden penyerangan dengan senjata kimia terhadap seorang mantan mata-mata Rusia di Salisbury, London.

Investigasi yang dilakukan oleh pihak inggris meyakini bahwa insiden tersebut dilakukan oleh Rusia dengan menggunakan zat racun syaraf bernama Novichok.

"Pengembangan Novichok merupakan program Rusia yang tidak diumumkan sehingga tidak dapat diatur oleh peraturan internasional mengenai senjata kimia, walau seharusnya zat tersebut diatur dengan regulasi internasional karena tingginya bahaya yang dapat disebabkan oleh Novichok," kata Dubes Moazzam di Jakarta, Kamis.

Atas insiden tersebut, Perdana Menteri Inggris Theresa May telah mengusir keluar 23 diplomat Rusia serta membatalkan rencana kunjungan Menlu Rusia Sergey Lavrov ke London.

Baca juga: Inggris usir 23 diplomat Rusia

Baca juga: Mengenal Novichok, gas saraf yang racuni eks agen ganda Rusia

Baca juga: Rusia sebut Inggris ingin konfrontasi karena usir diplomat


Meski demikian, dia mengatakan bahwa Pemerintah Inggris masih terbuka untuk dialog dengan Rusia.

"Investigasi ini masih dalam tahap awal. Kami belum memutuskan hubungan diplomatik Inggris dengan Rusia. Namun tentu kami harus merespons serangan ini dan kami mencari jalan untuk dapat merealisasikan diskusi tersebut di forum internasional," kata Moazzam.

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018