Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Australia berupaya segera menyelesaikan perundingan "Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement" (IA-CEPA), dan mencari titik temu yang menghambat negosiasi tersebut.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Stephen Ciobo telah menegaskan komitmen Australia untuk menyelesaikan perundingan antara dua ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada 2018.

"Saya menyambut baik keinginan Australia menyelesaikan perundingan CEPA ini karena Indonesia pun memiliki komitmen yang sama," kata Enggartiasto, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin.

Komitmen Indonesia, lanjut Enggartiasto, ditunjukkan dengan adanya kunjungan Tim Perunding Indonesia ke Sydney beberapa waktu lalu untuk mencari titik temu pada beberapa isu yang menyebabkan tertundanya penyelesaian perundingan pada akhir tahun 2017.

Penyelesaian perundingan CEPA memang tertunda meskipun kedua pihak telah mengintensifkan perundingan di semua tingkatan menjelang akhir tahun 2017. Setelah melakukan refleksi untuk mengkaji dengan jernih perbedaan posisi yang ada, kedua tim perunding melakukan konsultasi pada 6-7 Maret 2018 lalu di Sydney.

Dari pertemuan tersebut, kedua tim perunding mengidentifikasi sejumlah isu yang akan dirundingkan kembali dalam waktu dekat.

Enggartiasto dan Ciobo menekankan perlunya sebuah paket kesepakatan yang dapat diterima baik oleh pemangku kepentingan Indonesia maupun pemangku kepentingan Australia.

"Perbedaan tingkat pembangunan kedua negara menyebabkan adanya perbedaan. Apa yang dapat diterima oleh Indonesia belum tentu dapat diterima Australia, dan sebaliknya. Inilah gap atau jurang yang akan kita coba jembatani," kata Enggartiasto.

IA-CEPA merupakan bentuk kerja sama ekonomi yang komprehensif dan modern yang sifatnya bukan "Free Trade Agreement" (FTA) tradisional. Elemen penting yang ditekankan pada IA-CEPA adalah "kerja sama" dan "kemitraan".

Total perdagangan bilateral Indonesia dan Australia di tahun 2016 mencapai 8,5 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia sebesar 3,2 milliar dolar AS dan impornya sebesar 5,3 miliar dolar AS, sehingga Indonesia mengalami defisit perdagangan sebesar 2,1 miliar dolar AS.
 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018