Jerusalem (ANTARA News) - Sebuah badan penting Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menangguhkan semua proyek pembangunannya di Jalur Gaza, dengan menyebut kekurangan pasokan material bangunan yang mereka katakan diakibatkan oleh penutupan satu perlintasan perbatasan oleh Israel. Israel telah menutup sebagian besar terminal Karni, perlintasn perdagangan penting ke dan dari Gaza, segera setelah gerakan Islam Hamas mengambilalih wilayah itu menyusul beberapa pekan pertempuran melawan para pendukung setia presiden Mahmud Abbas. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB ((UNRWA) mendanai sejumlah proyek bangunan di Jalur Gaza yang miskin. Badan itu membeli materialnya dari perusahaan Israel dan menggaji kebanyakan kontraktor Palestina. "Sekitar 93 juta dolar AS nilai proyek ditangguhkan karena semen dan pasokan bangunan lainnya telah habis," kata John Ging, direktur UNRWA di Gaza, dan menyebut penutupan perlintasan tersebut. Beberapa pejabat di Program Pembangunan PBB mengatakan UNDP telah memberitahu donornya bahwa proyek infrastruktur yang mereka lakukan di Gaza akan ditangguhkan segera kecuali semen mulai tiba. Christopher Gunness, seorang jurubicara UNRWA, mengatakan sejumlah beton telah dikirim dari Israel ke Gaza dalam beberapa pekan belakangan ini tapi itu tidak cukup. Penangguhan proyek itu akan mempengaruhi ribuan orang Palestina, ia dan Ging mengatakan. Gunness mengatakan ada "risiko bencana kesehatan publik" jika fasilitas yang UNRWA biayai itu tidak dipertahankan. Shlomo Dror, seorang jurubicara kantor penghubung Israel dengan wilayah Palestina, mengatakan beton telah dikirim dari negara Yahudi itu ke Gaza satu pekan lalu dan akan dikirim lagi dalam waktu dekat ini menyusul permintaan oleh pejabat UNRWA. "Beton lebih susah untuk membawa masuk," katanya. "Itu (pekerjaan) membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan yang lebih penting bagi kita sekarang adalah untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan." Israel dalam beberapa pekan ini telah mengizinkan beberapa pasokan makanan dan obat-obatan melewati perlintasan itu dan perlintasan lainnya yang mereka kuasai di perbatasannya dengan Gaza. Bagaimanapun, negara itu sering menutup terminalnya di tengah serangan mortir dan roket setiap hari oleh gerilyawan Palestina. Israel mempertahankan kekuasaannya atas perlintasan di perbatasan Gaza, berdasarkan perjanjian damai sementara dengan Palestina, sejak negara itu mundur dari wilayah tersebut 2005. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007