Sukabumi (ANTARA News) - Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGH-S) mensterilkan kawasan Kawah Ratu, Gunung Salak, dari aktivitas masyarakat, termasuk para pedagang yang sudah puluhan tahun berjualan di lokasi tersebut, untuk menghindari jatuhnya korban akibat menghirup gas beracun. Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tiga kawah yang berada di Gunung Salak, yakni Kawah Ratu, Kawah Paeh dan Kawah Hirup sangat berbahaya karena ketiga kawah tersebut mengeluarkan gas beracun jenis CO, CO2, dan SO2 (merupakan kategori level A) yang dapat menyebabkan kematian. "Atas rekomendasi dari pihak PVMBG itu, kami mensterilkan kawasan Kawah Ratu dari aktivitas masyarakat dan para pedagang yang biasa berjualan di sekitar kawah," kata Kepala Balai TNGH-S, Bambang Supriyanto, kepada pers di Sukabumi, Selasa. Menurut dia, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Bumi Perkemahan Cangkuang agar tidak mengizinkan para pendaki untuk mendaki kawasan Kawah Ratu, Gunung Salak yang merupakan perbatasan antara Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor. "Larangan mendekati kawah Gunung Salak juga ditujukan bagi pengunjung Taman Rekreasi dan Kesehatan Javanase SPA yang hanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari Kawah Ratu," jelasnya. Ia menjelaskan, pihaknya tidak bisa menentukan hingga kapan penutupan kawasan Kawah Ratu ini dilakukan, karena masih menunggu PVMBG untuk melakukan penelitian di kawasan Kawah Ratu. Sebenarnya PVMBG telah memberikan surat pada Balai TNGH-S yang berisi data-data kegiatan vulkanis di kawah Ratu, Gunung Salak, tetapi karena data yang diberikan itu merupakan hasil penelitian pada bulan Mei 2007, maka pihak Balai TNGH-S berharap ada penelitian kembali hingga data yang diterima benar-benar mutakhir. "Terlebih lagi, dari data yang diberikan PVMBG tersebut bisa disimpulkan kondisi Gunung Salak masih dalam keadaan aktif dengan masih sering terjadi gempa permukaan" papar Bambang. Namun, kata dia, yang terpenting pihak Balai TNGH-S ingin mengetahui tren aktivitas vulkanis Gunung Salak itu, apakah menunjukkan peningkatan, stabil atau menurun, oleh sebab itu pihaknya mengharapkan pihak PVMBG bisa segera menurunkan timnya ke Gunung Salak. Seperti diberitakan sebelumnya, enam siswa SMPN 67 Jakarta Selatan meninggal dunia akibat menghirup gas beracun di Kawah Ratu, Sabtu (7/7). Dua korban lainnya kritis dan dirujuk ke RS PMI Bogor untuk mendapatkan perawatan lanjutan. Kedua korban kritis yaitu Ahmad Ramadhan dan Windi sempat dirawat di RSUD Sekarwangi, Sukabumi. Ke enam korban meninggal itu yakni Riska Fitriana (14) meninggal di RSUD Sekarwangi, sementara lima orang lainnya, yakni Syarifah, Dian Saputra, Muhammad Junaedi, Risky Arfian Dani dan Andri Junius meninggal di tempat kejadian. Mereka merupakan anggota pramuka SMPN 67 yang tengah melakukan kegiatan perkemahan Jumat-Sabtu-Minggu (Perjusami) di kawasan bumi perkemahan Cangkuang, Cidahu, Gunung Salak. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007