Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sembilan orang pegawai Mass Rapid Transport (MRT) Jakarta mengikuti pelatihan pemandu MRT Angkatan ke 5 yang diselenggarakan di di Training Room Rail Academy Department Level 1 Annex Building, Ampang, Kuala Lumpur, Senin (26/3).

"Pelatihan ini sudah tahap ke lima. Terima kasih Rail Academy masih diberi kesempatan. Bila sampai di sini ambil semua kesempatan sebanyak mungkin. Filosofi kita tidak ikuti silabi tetapi bisa bertanya dan mendapatkan pengalaman," pesannya ke peserta.

Zaki Mohamad mengatakan sebelumnya pelatihan sudah berlangsung dan para peserta datang ke Malaysia bukan sesuatu yang murah karena ini merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik dari pemerintah Indonesia.

"Anda adalah yang pertama untuk perubahan transportasi publik di Jakarta. Kalau melihat ketokohan Imam Ghazali dia dibuang masyarakatnya. 100 tahun kemudian baru dikenal. Buya Hamka dipenjara sekarang dimulia. Jangan cari keagungan. Nanti akan datang dengan sendiri," katanya.

Dia mengatakan Indonesia dengan dibantu anak-anak peserta akan gemilang karena ini merupakan peluang belajar menimba ilmu.

"Kami juga masih terus belajar. Sekarang ini kami kirim 12 orang ke China. Suasana pembelajaran jangan berhenti. Ilmu tidak akan berhenti sampai ke liang lahat," Direktur Rail Academy RapidKL Sdn Bhd, Zaki Mohamad saat menyambut kedatangan Direktur Akademi Perkeretaapian Indonesia Dedy Cahyadi beserta rombongan.

Pada kesempatan tersebut Direktur Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Dedy Cahyadi mengatakan pelatihan di Rail Academy Malaysia sudah menghasilkan 54 orang dari 5 angkatan.

"Maret 2019 akan beroperasi di Jakarta. Tadi sudah disampaikan. Kita ini serius membangun perkeretaapian. MRT adalah potret keberhasilan kereta api di Jakarta. Manfaatkan dengan baik. Ini uang negara. Operasikan dengan hati. Membangun negara dengan senang hati," katanya.

Saat ditemui usai pembukaan dia mengatakan kegiatan pelatihan tersebut sudah disiapkan dua tahun yang lalu dengan melihat seberapa jauh kebutuhan SDM MRT Jakarta.

"Dari situ kita melakukan kajian negara mana yang sudah menerapkan sistem kendali kereta otomatis karena di Indonesia belum ada yang mengoperasikan kendali otomatis. Dengan beberapa pertimbangan akhirnya kami memilih di Prasarana Malaysia dengan pertimbangan dekat, biaya murah dan standar sudah bagus," katanya.

Dedi menyadari menyiapkan SDM tidak bisa mudah dan cepat sedangkan peserta Diklat juga diseleksi dengan baik bersama PT MRT Jakarta baik yang berasal dari API maupun Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).

"Harapan kami sebenarnya berdasarkan rencana bulan April prasarana sudah datang dan kami sudah melatih beberapa awak kereta api atau masinis sehingga kalau bisa begitu kereta datang sudah ada orang yang melakukan uji coba," katanya.

Dedi mengatakan rencananya pelatihan akan berlangsung selama delapan angkatan.

"Untuk pelatihan sky train Bandara sudah kami bawa ke SMRT Singapura untuk beberapa angkatan dan sudah berjalan dengan baik. Kemudian terkait kereta api cepat kita sudah bekerja sama dengan KCIC (Kereta Api Cepat Indonesia China) dan kampus-kampus di China," katanya.

Menurut Dedi pihaknya tidak hanya belajar bagaimana mengoperasikan perkeretaapian tetapi juga ingin belajar budaya safety (keselamatan) hingga bisa nol kecelakaan dan budaya melayani walaupun kita juga sudah mempunyai budaya yang bagus.

"Dalam sistem perkeretaapian kita mengutamakan keselamatan. Mungkin ada yang bilang di Indonesia sudah bagus tidak ada lagi yang naik di atas. Sebenarnya itu masih jauh dari standar perkeretaapian dunia tidak hanya keselamatan tapi juga pelayanan," katanya.

Pembukaan pelatihan turut dihadiri Direktur Rail Academy RapidKL Sdn Bhd, Zaki Mohamad, Direktur Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Dedy Cahyadi, Industrial Relation Spesialist MRT Jakarta, Cenni Rastisha, Training & Development Spesialist MRT Jakarta, Damaris Hastiti dan undangan lainnya.

Baca juga: Presiden targetkan MRT operasional Maret 2019

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018