"Dengan membangun infrastruktur, bisa menurunkan biaya logistik, yang menyebabkan kemungkinan terjadinya garis kemiskinan masih tinggi," kata Bambang usai membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) tingkat Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018 di Kota Palu, Kamis.
Jika hambatan dalam logistik di Sulteng dapat diatasi kata Bambang, dapat mempengaruhi harga-harga yang tinggi di daerah tersebut. Kesimpulan tersebut diambil, setelah melihat tingkat pengangguran relatif rendah, tetapi tingkat kemiskinan masih di atas nasional.
"Meskipun pengangguran rendah atau pekerjaan masih tersedia, tapi pekerjaan tersebut masih memberikan upah yang relatif lebih rendah, sehingga ini berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan penduduk," ungkap Bambang.
Dalam Musrembang tersebut, Bambang menjelaskan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sulteng meningkat pada tahun 2017, namun masih berada di bawah TPT nasional. Secara spasial, TPT tertinggi di Sulteng terdapat di Kota Palu sebesar 8,32 persen, yang di atas TPT Nasional.
Kemudian, dari sisi kependudukan, angka kemiskinan Sulteng walaupun telah mengalami penurunan dalam enam tahun terakhir, namun masih berada di atas angka kemiskinan nasional. Secara spasial, angka kemiskinan tertinggi di Sulteng terdapat Kabupaten Tojo Una-Una, Donggala dan Parigi Moutong.
Sementara itu Gubernur Sulteng Longki Djanggola menjelaskan tingkat kemiskinan Sulteng sedikit mengalami peningkatan yakni dari 14,09 persen pada tahun 2016, menjadi 14,22 persen pada tahun 2017.
"Hal ini menjadi perhatian untuk kerja keras dari semua pihak, untuk menekan angka kemiskinan tersebut," harap Gubernur.
Kemudian dari sisi ketenagakerjaan, TPT Sulteng relatif rendah dibanding TPT nasional, dimana TPT sulteng tahun 2017 sebesar 3,81 persen, sedikit meningkat dibanding tahun 2016 sebesar 3,29 persen.
Pewarta: Fauzi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
