Pontianak (ANTARA News) - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Usman Ja`far, mengatakan bahwa Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, sedang disiapkan menjadi pusat pengolahan gas Blok D-Alpha Eas Natuna, karena berjarak sekitar 150 mil dari perbatasan Indonesia dan Malaysia. "Paloh sebagai pusat pengolahan energi gas yang bersumber dari potensi gas Blok Natuna D-Alpha yang diperkirakan menyimpan 46 TCF (Triliun Cubic Feet) gas. Selama ini tidak termanfaatkan secara optimal lebih dari 22 tahun. Exxon Mobile sebagai pemegang hak pengolahan, belum melakukan produksi," kata Usman Ja`far, di Pontianak, Rabu. Ia mengharapkan, agar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama timnya dapat melakukan negoisasi dengan pihak Exxon Mobile. Namum negoisasi tersebut masih lemah. "Maka, saya berinisiatif mencari calon investor lain yang bisa meyakinkan pemerintah agar mempunyai perbandingan dengan tawaran Exxon Mobile," jelasnya. Exxon Mobile mengatakan, pengeboran sumber gas di Blok D-Alpha Eas Natuna masih memerlukan biaya yang cukup tinggi dengan kandungan CO2 yang mencapai 70 persen dari kandungan gasnya yang hanya sekitar 30 persen. Tetapi, dengan teknologi yang semakin cangggih, kandungan CO2 tersebut setelah disedot bersama gas, bisa dipisahkan dan dikembalikan lagi ke bumi sehingga menekan pengeluaran dalam melakukan pengeboran gas. Dengan teknologi itu, maka pengolahan gas di Natuna bisa ditekan biayanya. Sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sebesar dahulu, karena pengeboran gas yang bercampur dengan CO2 tidak perlu lagi dibawa ke daratan untuk dipisahkan, tetapi cukup di pusat pengeboran itu sendiri. Mengenai rencana itu, Kalbar telah menyiapkan "Down Stream Industries" sebesar 20 miliar UU dolar dan bisa menampung sekitar 100 ribu tenaga kerja. Saat ini Kabupaten Sambas sudah menyiapkan lahan sekitar 5 ribu hektar untuk membangun pusat pengolahan gas itu. Kepulauan Riau yang berhubungan dengan "Upstream Industry", telah mendesak pemerintah pusat untuk memutuskan siapa yang menjadi operatornya. Sekarang saja APBD Natuna dari itu sudah mencapai Rp2,3 triliun, kata Usman Ja`far. Sebelumnya, Juru Bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng, mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan secara geografis Natuna lebih dekat ke Paloh, sehingga Presiden SBY sudah mengutus menteri-menterinya untuk melakukan perundingan dengan Exxon Mobile. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007