Blitar (ANTARA News) - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menggunakan genset saat Ujian Nasional Berbasis Komputer 2018 karena jaringan listrik masih tersendat pascajaringan putus terkena angin puting beliung.

"Untuk memperlancar ujian karena jaringan PLN putus total di Nglegok, akhirnya menggunakan genset. Kami fokus ke laboratorium yang digunakan untuk ujian," kata Kepala SMKN I Nglegok Heru Mursanyoto di Blitar, Senin.

Ia mengatakan, ada tujuh ruangan yang digunakan untuk ujian nasional tersebut. Selain di ruangan, mesin genset dipasang di kantor, sehingga guru bisa mengerjakan tugasnya untuk pengawasan ujian.

"Genset juga dipasang di ruangan kantor dengan harapan kami bisa melaksanakan pekerjaan lebih optimal. Walaupun listrik putus, pekerjaan guru bisa optimal," kata dia.

Dalam ujian, awalnya koneksi daring sempat terkendala sehingga pihak sekolah menyediakan modem. Namun, setelah dibenahi akhirnya jaringan bisa berjalan dengan baik.

Untuk koneksi dalam jaringan, ia mengatakan sebelumnya sudah menghubungi perusahaan penyedia jasa daring untuk menambah "bandwidth". Dengan itu saat ini kegiatan ujian berlangsung dengan lancar.

Di sekolah itu ada 575 pelajar yang ikut ujian. Mereka ujian di ruangan yang telah disediakan pihak sekolah. Di ruangan itu, juga sudah dipasang kamera pengintai, sehingga segala aktivitas murid di ruangan terlihat.

Ujian pada hari pertama, Senin (2/4) para peserta mengerakan materi Bahasa Indonesia. Ujian akan diselenggarakan hingga Kamis (5/4), yaitu dengan urutan hari kedua, Selasa (3/4) Matematika, Rabu (4/4) Bahasa Inggris dan hari terakhir adalah teori kejuruan.

Pihak sekolah berharap nilai anak-anak bisa bagus. Hasil ujia nasional memuaskan, sehingga bisa menjadi bekal mereka untuk ikut ujian di jenjang yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi.

Sebelumnya, angin puting beliung melanda sejumlah daerah di Kabupaten Blitar, termasuk Kecamatan Nglegok. Selain merusak bangunan rumah warga, sejumlah fasilitas umum termasuk sekolah juga rusak. Hingga kini, perbaikan sarana dan prasarana di daerah itu masih dilakukan.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018