Surabaya (ANTARA News) - PT KAI Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya mengalihkan perjalanan beberapa kereta  api jalur selatan ke jalur utara sebagai imbas kecelakaan antara kereta api dan truk di wilayah Mantingan, Ngawi, Jawa Timur.

Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko saat dikonfirmasi di Surabaya, Jumat petang mengatakan pengalihan itu membuat kereta api terpaksa memutar lewat jalur utara dan berangkat dari Stasiun Surabaya Pasarturi.

Ia menyebutkan pengalihan terjadi pada KA 41 Gajayana, yang telah sampai di Walikukun akan kembali ke Surabaya Gubeng sebagai KA 7024.

Kemudian, KA 7063 Jayakarta yang sampai di Kedunggalar kembali ke Stasiun Gubeng sebagai KA 7036 dan KA 43 Bima yang sampai di Madiun kembali ke Surabaya Gubeng sebagai KA 4s.

Berikutnya, KA 49 Turangga, KA 85 Sancaka, KA 91 Malabar, KA 171 Matarmaja, KA 141 Majapahit yang kesemuanya kembali ke Stasiun Surabaya Gubeng, lalu melanjutkan berangkat dari Stasiun Pasarturi menuju jalur utara.

Gatut mengaku, bagi penumpang yang tidak berkenan dengan pengalihan tersebut, tiket bisa dikembalikan ke stasiun, dan PT KAI siap mengembalikan 100 persen.

Sebelumnya diberitakan KA Sancaka relasi Yogyakarta-Surabaya mengalami kecelakaan dengan truk di perlintasan tak terjaga di wilayah Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jumat malam.

"Kejadiannya pukul 18.25 WIB di perlintasan tak terjaga di km 215+8. Akibat kecelakaan tersebut jalur kereta api tidak dapat dilalui," ujar Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun Supriyanto.

Menurutnya, akibat jalur yang lumpuh, KA-KA dari arah Madiun menuju Jakarta/Bandung diputar kembali ke arah Surabaya dan selanjutnya melalui jalur utara.

Hingga kini upaya pemulihan jalur sedang diupayakan oleh Daop Madiun bekerja sama dengan Satuan Lalu Lintas Polres Ngawi.

"KAI Daop 7 secepatnya akan melakukan pemulihan agar perjalanan KA bisa normal kembali," kata dia.

Belum diketahui ada atau tidaknya korban dalam peristiwa kecelakaan tersebut.

Baca juga: Kecelakaan kereta api Sancaka, dua korban meninggal

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018