Kolombo (ANTARA News) - Pemberontak Macan Tamil mengaku kehilangan satu kubu kunci di Srilanka timur, yang direbut pasukan pemerintah, dan menyatakan akan memakai siasat gerilya di wilayah bergolak itu. Pasukan pemerintah membersihkan ranjau di daerah Thoppigala, yang mereka rebut dar pemberontak tersebut hari Rabu, sesudah beberapa bulan pertempuran sengit, kata pajabat tentara di Kolombo. Tapi, pemberontak Macan pada Kamis pagi menembakan sejumlah bom mortir dan menewaskan satu tentara di bagian baratlaut negara pulau itu, kata kementerian pertahanan, dengan menambahkan bahwa serangan sporadik lain dilaporkan terjadi di kubu pemberontak di utara. Pemberontak Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) bubar dari Thoppigala, daerah hutan berbukit, yang mereka kuasai lebih dari 13 tahun, kata jurubicara pemberontak Rasiah Ilanthiriyan kepada wartawan dari utara. Pasukan Macan Tamil, yang masih di timur melancarkan perang gerilya, katanya, dengan menambahkan bahwa "menang perang bukan berarti menguasai barangnya". "Mereka menjelaskan itu saat ahir perang di timur," kata Ilanthiriyan, "Tapi itu bukan yang sebenarnya. Kami memunyai pengalaman dalam siasat gerilya. Kenyataannya, kami sudah mengubah pendekatan ke siasat gerilya." Pemerintah Srilanka hari Rabu menyatakan menguasai "pusat saraf" dan kubu terahir Macan Tamil di kabupaten Batticaloa, Srilanka timur, sesudah berbulan perang sengit. Presiden Srilanka Mahinda Rajapakse memuji kemajuan pasukan itu, yang bersamaan dengan upaya baru pialang perdamaian Norwegia untuk mengeluarkan Kolombo dan pemberontak suku Tamil dari pusaran kekerasan, yang kian buruk. "Saya bergabung dengan rakyat dalam menyampaikan penghargaan dan pujian kepada anggota angkatan bersenjata, polisi dan Pasukan Khusus, yang merebut kubu terahir teroris di Thoppigala," katanya. Komandan tentara menyatakan akan memusatkan perhatian pada negara kecil pemberontak di utara sesudah menenangkan Macan di bagian timur negeri tersebut. Dutabesar Norwegia Hans Brattskar, yang segera meninggalkan Srilanka, kembali dari benteng utara Macan Kilinochchi hari Rabu sesudah gagal mencapai kesepakatan untuk memulai perundingan perdamaian, kata diplomat. LTTE sebelumnya menyatakan tidak akan melanjutkan pembicaraan jika pasukan pemerintah tidak menghentikan gerakan tentaranya. Pertempuran di seluruh Srilanka memburuk sejak gencatan senjata 2002 bubar sekitar 19 bulan lalu. Sengketa 35 tahun Srilanka itu menewaskan lebih dari 60.000 orang dan 5.200 lebih orang tewas dalam pertempuran 19 bulan terahir, kata angka pemerintah. Sedikit-dikitnya, delapan pemberontak Macan Tamil tewas akibat ledakan ranjau di kawasan dikuasai pemberontak di Srilanka utara, kata jurubicara pemberontak Tamil hari Selasa. Jurubicara pemantau Skandinavia menyatakan pemberontak mengadukan persoalan itu kepada pemantau dan menyalahkan pasukan Srilanka atas pembunuhan tersebut. Tentara telah masuk kawasan dikuasai pemberontak dan melakukan serangan gerilya terhadap pemberontak, sehingga menewaskan beberapa dari pemimpin puncak mereka. Ledakan pada Selasa itu terjadi saat pasukan pemerintah terus melakukan serangan di kabupaten Batticaloa. Tiga orang diperkirakan pemberontak Macan Tamil ditembak mati pasukan Srilanka di kota pantai Trincomalee, kata kementerian pertahanan aawal pekan ini. Satu ronda jalan kaki anggota Angkatan Laut ahir pekan lalu terlibat bakutembak dengan pemberontak Macan Tamil, menewaskan tiga pemberontak dan menemukan satu tempat penyimpanan senjata, termasuk senapan dan bom, kata kementerian itu, seperti dikutip AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007