Berlin, Jerman (ANTARA News) - Svenja Schulze dari SPD, Menteri Urusan Lingkungan Hidup Jerman yang baru, pekan lalu telah mengidentifikasi perlindungan populasi serangga sebagai sasaran utama masa jabatan legislatifnya.

"Pencegahan kepunahan massal banyak spesies adalah salah satu tugas politik besar generasi kita," kata Schulze kepada kelompok media "Funke". Wanita menteri itu memperingatkan jika "serangga hilang, demikian juga dengan burung, serta sumbangan berharga yang serangga berikan bagi polinasi, pembersihan air dan peningkatan kesuburan tanah".

Menteri tersebut selanjutnya telah mengumumkan peluncuran satu program, bersama dengan Menteri Pertanian Julia Kloeckner (CDU), guna mencegah kemerosotan lebih lanjut populasi serangga di Jerman, demikian laporan Xinhua, di Jakarta, Minggu pagi.

"Saya ingin mengutip pernyataan menteri pertanian bahwa lebah penting buat fungsi sistem ekologi yang lebih luas dan perlu dilindungi", kata Schulze.

Politikus SPD itu berpendapat pestisida beracun dan herbisida nantinya harus digunakan secara lebih sedang guna mencegah kerusakan lingkungan hidup yang tak bisa diperbaiki.

"Kita perlu keluar sepenuhnya dari glyphosate (herbisida konrtorversial buatan perusahaan agrokimis AS Monsanto) selama masa legislatif ini. Glyphosate membunuh semuanya yang berwarna hijau, melucuti serangga dari sumber makanannya," kata Schulze.

Namun, Menteri Urusan Lingkungan Hidup tersebut menyatakan pendekatan individu semacam itu untuk memerangi gejala terburuk penggunaan berlebihan herbisida dan pestisida tidak memadai kecuali disertai oleh langkan untuk menciptakan "sistem baru subsidi pertanian Eropa".

Wanita menteri tersebut mengusulkan para petani mesti diberi imbalan karena mendukung keragaman hayati dengan dana dari "dana perlindungan alam Eropa".

Ketika berbicara dalam wawancara terpisah dengan dengan surat kabar "Rheinische Post" pada Jumat (6/4), Schulze juga mengumumkan rencana terkait bagi kerja sama lebih besar antara Pemerintah Jerman dan banyak perusahaan dalam pengalihan ke arah sumber energi alternatif.

Banyak ilmuwan telah memperingatkan bahwa perubahan iklim cepat buatan-manusia mengakibatkan munculnya resiko buangan gas rumah kaca sehingga memicu kepunahan massa keenam selama 500 tahun belakangan di Planet Bumi.

"Kami sebagai pemerintah federal ingin mencakup sampai 50 persen biaya, jika satu perusahaan mengembangkan teknologi alternatif untuk memanfaatkan energi yang menghasilkan lebih sedikit gas buangan," kata Shculze.

Industri semen dan baja Jerman, masing-masing, mengeluarkan sebanyak 56 juta dan 20 juta ton C02 setiap tahun sehingga menyoroti pentingnya sektor individu yang mengkonsumsi banyak energi dalam strategi "revolusi energi" yang sudah lama berjalan di Berlin untuk membangun ekonomi yang lebih hijau. Schulze menyatakan tungku pencairan baru dapat memangkas buangan C02 dari industri itu sampai 80 persen.

Pemerintah Federal baru Jerman di bawah Kanselir Anglea Merkel (CDU) telah mengumumkan dalam pembentukan koalisinya kesepakatan yang akan secara sah menetapkan pengurangan yang mengikat buangan C02 di bidang industri dan transportasi sampai 2030. Sebelumnya, Berlin mengakui negara itu nyaris gagal mencapai sasaran kebijakan iklimnya sendiri untuk tahun 2020.

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018