Jakarta (ANTARA News) - Melemahnya ekonomi AS berdasarkan data terbaru yang menurunkan spekulasi kenaikan suku bunga the Fed telah berpengaruh positif terhadap pasar saham dalam negeri Indonesia, sehingga indeks harga saham gabungan BEI ditutup menguat awal pekan ini.

Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI), Senin, ditutup 71,07 poin atau 1,15 persen menjadi 6.246,13, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 14,31 poin (1,42 persen) menjadi 1.021,89.

Analis BNI Sekuritas Andri Zakaria Siregar di Jakarta mengatakan bahwa data tenaga kerja di Amerika Serkat yang di bawah estimasi pasar membuat prospek kenaikan suku bunga The Fed tidak akan terlalu agresif pada tahun ini sehingga meredakan kekhawatiran investor.

"Data yang di bawah ekspektasi itu dijadikan kesempatan investor untuk melakukan akumulasi terhadap saham-saham yang telah terkoreksi cukup dalam," katanya.

Ia menambahkan bahwa pergerakan IHSG juga searah dengan bursa saham di kawasan Asia lainnya, kemungkinan bursa eksternal itu juga merespon data pekerja Amerika Serikat yang melambat. Data pekerjaan non-pertanian naik sebesar 103.000 pada Maret, di bawah konsensus pasar sebesar 193.000 pekerjaan.

Kendati demikian, menurut dia, penguatan pasar saham pada awal pekan ini sifatnya cenderung jangka pendek mengingat sentimen negatif mengenai perang dagang antara Amerika Serikat dan China masih membayangi pasar.

Perdagangan sepanjang hari ini tercatat membukukan frekuensi 368.226 kali dengan jumlah saham yang diperdagangkan 12,548 miliar lembar saham senilai Rp7,052 triliun. Sebanyak 208 saham naik, 164 saham menurun, dan 115 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018