Banda Aceh (ANTARA News) - Kalangan ulama di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), mengingatkan komponen masyarakat untuk tidak mengungkit "luka" lama setelah Pemerintah dan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah menyatakan kesepakan mengakhiri konflik di daerah ini. "Kita semua sudah sepakat untuk tidak membicarakan masalah luka lama dan para pihak juga telah bertekad membangun Aceh dalam suasana damai dan aman dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (Huda) Tgk Faisal Aly di Banda Aceh, Jumat. Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi pihak-pihak tertentu yang kemungkinan ingin mengembalikan konflik di Aceh. Hal itu disampaikan menyikapi keinginan sejumlah aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) bergerak bidang HAM yang meminta Komisi HAM PBB agar mendesak Pemerintah RI untuk mengusut kasus-kasus pelanggaran HAM masa konflik Aceh. "Kita perlu mempertanyakan kok masih ada orang-orang yang mengatasnamakan masyarakat Aceh yang ingin mengungkit masa lalu. Padahal kita semua telah berkomitmen membangun Aceh baru yang damai dan aman dibawah tuntunan Syariat Islam," tambahnya. Bukankah dalam Islam sudah disebutkan bahwa orang yang saling memaafkan atas kesalahan masa lalu itu lebih besar pahalanya disisi Allah SWT, jelasnya. Menurut Faisal, yang paling penting dilakukan pemerintah dan elemen masyarakat adalah bagaimana memperhatikan keluarga korban konflik, misalnya terhadap anak yatim sehingga dapat memperoleh pendidikan yang layak dan kehidupan ekonominya tertanggulangi. "Sebenarnya perhatian terhadap korban konflik, memberikan perlindungan kepada anak yatim yang ditinggalkan orangtuanya akibat konflik bersenjata itu harus menjadi pemikiran pegiat reformasi, pemerintah dan legislatif, bukan masalah yang dikemudian hari menimbulkan rasa dendam," kata dia. Di pihak lain, Faisal Aly yang juga Ketua Rabithah Thaliban Aceh (RTA) juga mengimbau masyarakat agar tidak terpedaya dengan tipuan asing. "Mari kita tingkatkan ukhwah Islamiah sesama umat Islam. Jangan terpengaruh pihak asing yang jelas-jelas menginginkan umat ini terpecah-pecah dengan praktek adu dombanya," kata dia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007