Jakarta (ANTARA News) - Sastrawan Indonesia Danarto disebutkan mengaku sudah tidak lagi mampu berkarya seperti biasanya sebelum akhirnya meninggal dunia pada Selasa pukul 20.45 WIB akibat tertabrak sepeda motor.

"Dalam usianya yang 78 tahun Juni nanti Pak Danarto masih tetap sehat, masih senang jalan-jalan. Tapi dia mengakui bahwa belakangan tidak mampu berkarya seperti biasa, sudah kehilangan energi," kata sastrawan Indonesia yang juga sahabat Danarto, Noorca Massardi, saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Dalam pandangan Noorca, Danarto merupakan sosok seniman yang sangat santun, selalu rapi, senang makan enak, senang mentraktir orang lain, dan senang memberikan hadiah kepada siapapun.

Dilihat dari karya seninya, Noorca menilai Danarto sebagai sastrawan yang menghasilkan karya-karya fenomenal.

"Satu-satunya sastrawan sufi di Indonesia, karya-karyanya sangat fundamental dengan cerpen-cerpen dan kumpulan cerpen. Almarhum juga punya cukup banyak naskah drama yang sangat menarik dan unik. Sketsanya, karya rupanya juga unik dan sangat Danarto, dengan membawa suasana sufi," kata Noorca yang juga merupakan penulis lakon sandiwara.

Dia menceritakan bahwa Danarto hidup seorang diri di Jakarta dengan ditemani asisten rumah tangga yang memiliki anak perempuan. Selama 10 tahun terakhir seluruh pendapatan Danarto dipakai untuk menghidupi asisten rumah tangga beserta anaknya tersebut.

Noorca juga mengisahkan semasa hidup Danarto ingin mengunjungi makam ibunya di Sragen Jawa Tengah namun tak kunjung terwujud. Mendiang berpesan untuk dimakamkan di samping makam ibunya saat berpulang.

Danarto berpulang pada Selasa (10/4) pukul 20.54 WIB di ruang UGD RS Fatmawati Jakarta akibat tertabrak sepeda motor di daerah Kampung Utan, Ciputat, saat menyeberang jalan.

Danarto dalam kondisi koma saat kecelakaan dan meninggal dunia karena gegar otak dan retak di bagian kepala.

Semasa hidupnya Danarto dikenal sebagai sastrawan sufisme dengan menulis sejumlah buku sastra yang fenomenal seperti Godlob, Asamaraloka, Adam Makrifat, dan Orang Jawa Naik Haji.
 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018