London (ANTARA News) - Tenaga Kerja Indonesia yang selama 18 tahun di sekap oleh majikannya akhirnya kembali ke tanah air diantar sampai ke pesawat oleh pejabat dari konsulat KBRI London dengan mengunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dari Bandara Heathrow London, Selasa malam.

KBRI London memfasilitasi pemulangan Parinah dengan maskapai Garuda Indonesia (GA87) terbang langsung dari London menuju Jakarta dan akan tiba di terminal 3 bandara Soekarno-Hatta pada hari Rabu (11/4) pukul 18.15 WIB, demikian pejabat dari Konsulat KBRI London, Anisa Farida kepada Antara London, Selasa.

Menurut rencana setibanya di Jakarta, perwakilan dari Kementerian Luar Negeri dan BNP2TKI akan menyambut Parinah di Bandara Soetta dan akan membantu mengatur perjalanan dan sekaligus menyerahkan kepada pihak keluarga di Banyumas.

Menurut Anisa Farida, Parinah merasa senang bercampur haru karena akhirnya bisa bertemu dengan keluarga besar di Banyumas dan berterima kasih kepada KBRI London yang berhasil mengeluarkan Parinah dari majikan.

Baca juga: TKW Parinah senang pulang ke Indonesia

Baca juga: KBRI London selamatkan TKW hilang kontak 18 tahun


Perasaan Parinah akan pulang, bercampur aduk, senang dan juga sedih karena tidak membawa uang. Parinah menyampaikan terima kasih atas bantuan KBRI London yang membantu kepulangannya dalam waktu yang singkat.

Anisa Farida mengatakan KBRI London akan terus menjalin koordinasi dengan kepolisian setempat terkait penanganan kasus Parinah agar hak-haknya dapat diselesaikan secara tuntas sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Parinah, TKW asal Banyumas yang disekap oleh majikan selama 18 tahun di Inggris, akhirnya bisa kembali ke tanah air itu berada di Inggris sejak tanggal 28 Mei 2001, setelah sebelumnya bekerja dengan majikan di Arab Saudi sejak tahun 1999. Selama bekerja dengan majikan, ia tidak diperkenankan keluar rumah kecuali jika bersama salah seorang anggota keluarga, dan ia juga tidak diperkenankan menghubungi keluarga dan tidak mendapatkan pembayaran gaji untuk dikirimkan ke keluarga.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018