Jakarta (ANTARA News) - Merk perangkat teknologi, Asus, bulan lalu memboyong model ZenFone Max Plus M1, seri perdana di kelas Max Plus.

Seri Max Plus mengusung ponsel berbaterai besar, sebelumnya ponsel dengan kemampuan baterai yang besar sudah diperkenalkan Asus melalui lini ZenFone Max.

Sesuai namanya, Max Plus, ponsel ini lebih unggul dibandingkan model terakhir di lini ZenFone Max yang saat ini beredar di pasaran, generasi 4. Max Plus M1 menawarkan kamera yang lebih besar dibandingkan ZenFone Max 4.

Berikut ini pengalaman ANTARA News mencoba ZenFone Max Plus M1 selama beberapa pekan.

Bodi dan rancangan

Tidak seperti namanya, Max Plus, ponsel ini bukan perangkat 
yang tebal dan besar serta tidak ramah di kantong. Sebaliknya, Max Plus M1 terasa pas digenggam ukuran tangan orang Indonesia, meski pun terasa sangat licin.

Material aluminium membuat bodi Max Plus M1 terasa kokoh saat digenggam, warna hitam menambah kesan kuat sekaligus elegan dengan tipe material yang tidak terlampau mengilat. Bodi yang kokoh ini cukup nyaman saat ditaruh di kantung, tidak memberatkan.

Asus ZenFone Max Plus M1. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)

Standard layar ponsel flagship saat ini 18:9 juga berlaku bagi Asus ZenFone Max Plus M1, menawarkan tampilan yang lebih luas tanpa mengorbankan rancangan bodi ponsel yang sebesar 5,7 inci.

Salah satu keunggulan ponsel keluaran Asus terletak pada layar, perusahaan yang berbasis di Taiwan ini menggunakan panel IPS LCD dan pixel 1080 x 2160, dengan kepadatan pixel per centimeter sebesar ~424. Sebagai perbandingan Xiaomi Redmi 5 Plus berlayar 5,99 inci , pixel 1080 x 2160 dengan kepadatan ~403.

Asus menempatkan pemindai sidik jari di bagian belakang, terletak tepat di tengah sehingga mudah dijangkau oleh jari telunjuk maupun jari tengah untuk membuka kunci. Pengguna tidak akan tertukar karena kamera ditempatkan di kiri atas bodi ponsel.

Sementara di bagian depan, layar kapasitif memenuhi tampilan depan, termasuk tombol home yang dirancang virtual. ANTARA News menyarankan pengguna terus menampilak tiga tombol virtual tersebut, jika tidak ingin kesulitan ketika ingin menekan tombol “back” saat membuka aplikasi.
 

Asus ZenFone Max Plus M1. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)


Perangkat lunak

ZenFone Max Plus M1 dibekali dengan Android 7.0 Nougat, selama pemakaian, ANTARA News tidak mendapatkan notifikasi untuk memperbarui ke versi Oreo. Saat pertama kali mengaktifkan ponsel, disarankan berada di lokasi yang memiliki jaringan Wi-Fi dan tidak berada jauh dari stop kontak karena cukup banyak aplikasi bawaan yang dipasang di ponsel itu dan butuh diperbarui.

Asus, seperti merk lainnya, juga menempatkan keamanan berlapis untuk ponsel ini, pengguna dapat memilih kunci pola, sidik jari, wajah dan smart lock berupa deteksi tubuh untuk membuka kunci ponsel.

Kamera

Salah satu keunggulan Max Plus M1 dibandingkan lini ZenFone Max terletak pada kemampuan kamera, termasuk audio saat mereka video.

Asus memasang kamera ganda di kamera utama belakang, konfigurasi 16MP 35 milimeter bukaan f/2.0 dan 8MP 17 milimeter tanpa auto-focus.

Ketajaman kamera belakang menurut ANTARA News sangat memuaskan, dalam pencahayaan cukup gambar tidak pecah saat di-zoom in, cocok untuk digunakan di media sosial maupun website.
 

Hasil foto dengan kamera Asus ZenFone Max Plus M1 mode kamera standar. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)


Konfigurasi kamera ganda ZenFone Max Plus M1 juga mampu menghasilkan efek bokeh yang cukup halus, tidak terkesan foto disunting dengan aplikasi tambahan, meski pun ada beberapa bagian kabur yang belum rapi.

Sayangnya, untuk menghasilkan efek bokeh pada ponsel ini, pengguna akan sedikit menemui kesulitan karena harus beberapa kali mengetuk layar agar fokus terarah pada objek foto. Begitu mendapatkan fokus yang diinginkan, tunggu beberapa detik sebelum mengklik tombol shutter.
 

Hasil foto dengan kamera Asus ZenFone Max Plus M1 mode Portrait, fokus dapat diarahkan ke objek gambar untuk menghasilkan efek bokeh. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
 

Hasil foto dengan kamera Asus ZenFone Max Plus M1 mode Portrait, fokus dapat diarahkan ke objek gambar untuk menghasilkan efek bokeh. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)


Sementara itu, ketika menggunakan lensa wide angle, fokus secara manual melalui sentuhan layar tidak lagi berlaku. Akibatnya foto akan terlihat kabur meskipun kondisi pencahayaan cukup.

ANTARA News merasa tidak ada yang istimewa dengan kamera depan Max Plus M1 yang sebesar 8MP. Seperti dapat ditemukan di ponsel merk lain, kamera depan Max Plus M1 ini dapat menghasilkan gambar yang memuaskan saat berada di kondisi cahaya cukup, misalnya siang hari.

Penggemar swafoto mungkin akan terbantu dengan fitur beauty yang disematkan di kamera depan.
 

Hasil foto dengan kamera Asus ZenFone Max Plus M1 mode Portrait menggunakan lensa wide angle. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)


Baterai besar dan performa

Fitur paling dinanti di ponsel ini adalah baterainya yang sebesar 4.130mAh, sangat menunjang bagi mereka yang aktif menggunakan ponsel sehari-hari, baik untuk bekerja maupun di sela-sela aktivitas harian.

ANTARA News memakai Max Plus M1 dalam kondisi 100 persen pada pukul 08.00 pagi, menyisakan daya sebesar 36 persen pada pukul 21.00 dengan intensitas pemakaian sedang, yaitu aktif jaringan internet 4G untuk browsing, membuka media sosial dan email, serta beberapa kali mengaktifkan Bluetooth dan lokasi.

Saat mencoba memainkan gim sedang seperti Super Mario Run, dengan koneksi Wi-Fi, dalam 30 menit baterai berkurang dari 81 persen ke 77 persen.

Agar baterai awet, pengguna harus jeli dan mau repot untuk mencoba berbagai konfigurasi dfitur di aplikasi Power Master. Saat pertama kali memakai ponsel ini, ANTARA News merasa “kecolongan” karena baterai cepat habis meski pun sudah mengaktifkan fitur hemat daya.

Setelah ditelusuri, pengaturan kecerahan yang aktif “by default” berada di mode “high”, akibatnya baterai cepat habis. Pemakaian intensitas ringan, hanya untuk membalas pesan singkat, mulai pukul 07.00-10.18 membuat baterai menyusut dari 88 persen ke 62 persen.

Pengaturan kecerahan tersebut pun tersembunyi, pengguna harus mencarinya di fitur untuk menghemat baterai, tidak ada di menu Setting atau Pengaturan.

Ponsel berbaterai besar ini tampaknya dirancang untuk pengguna tingkat menengah hingga lanjut karena harus panda-pandai mengotak-atik fitur hemat baterai agar pemakaian ponsel dapat maksimal.

Keunggulan lainnya ponsel ini memiliki fitur “reverse charging” alias menjadi powerbank untuk perangkat lainnya. Asus sudah menyiapkan kabel OTG agar perangkat ini dapat mengisi daya bagi perangkat lain. Dalam 5 menit, ponsel ini mampu mentransfer daya 1 persen ke ponsel lainnya.

Sayangnya, ponsel ini belum mendukung teknologi fast-charging, perlu waktu 1,5-2 jam dari 20 persen agar baterai terisi penuh.

Baterai besar Max Plus M1 didukung RAM 4GB dan kapasitas internal 64GB, spesifikasi mumpuni untuk baterai besar. Sayangnya, pecinta Snapdragon harus gigit jari karena ponsel ini memakai chip MediaTek MT6750T octa-core 1,5GHz.

Dibandingkan Xiaomi Redmi 5 Plus, performa ZenFone Max Plus M1 cukup memuaskan dengan daya tahan baterai yang kurang lebih sama.

Asus ZenFone Max Plus M1 dipasarkan seharga Rp 2,799 juta, sedikit lebih mahal daripada ponsel di kelasnya yang memakai Snapdragon. 

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018