Amsterdam (ANTARA News) - Seorang tentara Belanda terluka akibat serangan jibaku hari Senin di Deh Rawood di propinsi Uruzgan, Afganistan, meninggal Kamis malam, demikian laporan AFP, Jumat. Letnan Satu Tom Krist, berusia 24 tahun, termasuk di antara empat yang cedera dan dipulangkan dari Afganistan untuk dirawat di rumah sakit pusat tentara di Utrecht. Saat memastikan kematian itu, Menteri Pertahanan Belanda, Eimert van Middelkoop, Wakil Menteri Pertahanan, Cees van der Knaap, dan Panglima Militer, Dick Berlijn, menyatakan "duka mendalam" akibat kehilangan Krist, yang merupakan tentara kesembilan Belanda tewas di Afganistan. Tujuh tentara Belanda cedera akibat serangan jibaku di pasar ramai Deh Rawood di propinsi Uruzhgan, kata laporan media hari Selasa. Keadaan satu di antara tentara itu digambarkan gawat. Keenam sisanya dikabarkan "tenang". Juru bicara Kementerian Pertahanan Belanda memastikan laporan media tersebut, tapi keluarga tentara itu belum diberitahu tentang kejadian tersebut, kata jurubicara kementerian itu. Serangan tersebut terjadi pada pukul 10.15 (12.45 WIB) di pasar Deh Rawood. Enam penduduk Afgan juga tewas akibat serangan itu dan sekitar limabelas sampai duapuluh orang di tempat tersebut luka. Yang luka terparah dilarikan ke rumahsakit di pangkalan tentara Belanda, markas Holland di Tarin Kowt. Sekitar 1.400 tentara Belanda ditempatkan di propinsi Uruzghan sebagai bagian tugas lebih besar persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afganistan. Pada ahir Agustus, pemerintah Belanda akan memutuskan memperpanjang atau tidak tugas tentaranya sesudah Agustus 2008. Terjadi perbantahan terus-menerus di Belanda tentang tugas itu, dengan beberapa pengecam menyatakannya terlalu mahal, sementara yang lain berdalih tentara Belanda begitu asyik dengan keprihatinan keamanan, sehingga tidak bisa melakukan apa pun untuk bergiat. Pengecam juga takut akan peningkatan jumlah korban. Empat tentara Belanda tewas di medan perang dalam tiga bulan terahir. Pemerintah Belanda ingin anggota lain NATO mengambilalih kepemimpinan di Uruzghan sesudah Agustus 2008. Sampai kini, tidak ada negara lain mengaajukan diri. Lebih dari 600 tentara asing tewas di negara terkoyak perang itu sejak pemerintah Taliban digulingkan serbuan pimpinan Amerika Serikat tahun 2001. Serangan bom mobil jibaku merupakan ciri khas dalam perlawanan, yang dikobarkan gerakan Taliban dalam upaya menggulingkan pemerintah Afganistan dukungan sekutu pimpinan Amerika Serikat. Kekerasan di Afghanistan meningkat beberapa bulan terahir setelah tenang selama musim dingin, namun serangan besar-besaran seperti dijanjikan Taliban belum terwujud. Tahun lalu merupakan masa paling mematikan sejak Taliban dikalahkan dan digulingkan dari kekuasaan pada 2001. Gerilyawan giat bergerak di wilayah selatan dan timur Afganistan, tempat lebih dari 5.000 orang tewas dalam 16 bulan terahir. Satu tentara Belanda berumur 44 tahun tewas dan tiga lagi luka ahir Juni akibat pertempuran sengit di Afganistan tenggara, kata kementerian pertahanan Belanda kepada kantor berita Belanda ANP di Denhaag. Menurut Jenderal Dick Berlijn, panglima angkatan perang Belanda, tentara Belanda dan pejuang bentrok sengit di sekitar Kora, kota di propinsi Uruzgan, tempat pasukan Belanda ditugaskan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007