Bangkok (ANTARA News) - Tim nasional sepakbola Irak yang berambisi meraih kemenangan dalam pertandingan final Grup A lawan Oman Senin, bertekad tidak akan membiarkan perhitungan secara matematis menjadi penentu nasib mereka di Piala Asia. Dengan Thailand, Irak, Oman and Australia semuanya sama berpeluang maju ke perempat-final, pelatih Irak, Jorvan Vieira, mengatakan bahwa hasil imbang akan menuai risiko. "Kami tidak mengharapkan satu poin, kami berusaha merebut tiga poin, itu terlalu berbahaya dan kami tidak akan bermain secara demikian," kata pelatih asal Brazil itu dalam jumpa persnya. Ia menimpali, "Tiap tim berpeluang melaju. Secara matematis itu lebih menegangkan, lebih membuat stres. Australia khawatir, Thailand khawatir dan Oman juga khawatir." Tuan rumah Thailand kini setara dalam poin dengan Irak, tapi kini di urutan kedua karena gol mereka kurang satu. Thailand dan Irak sama-sama mengantongi empat poin, serta Australia dan Oman masing-masing satu poin. Dua tim teratas akan maju ke putaran selanjutnya. Setelah imbang 1-1 lawan Oman dan kalah 3-1 dari Irak, Australia yang sebelum turnamen difavoritkan perlu menang lawan Thailand untuk menyelamatkan debut mereka di Piala Asia. Vieira, yang dua bulan lalu jarang berkesempatan mengumpulkan para pemainnya untuk menjalani pelatihan mengatakan, mulai mengesankannya penampilan Irak di turnamen itu tidak mengheranka. "Kalau saya tidak percaya pada tim ini saya tidak akan datang ke Bangkok," katanya. "Saya percaya pada para pemain saya, saya percaya pada kekuatan kami dan kapasitas sepak bola kami. Tak ada orang yang akan heran terhadap Irak karena itu tim besar." Pelatih Oman asal Argentina Gabriel Calderon, mengatakan timnya akan merupakan lawan yang cerdik bagi peraih medali perunggu Olimpiade 2004 itu. "Bagi kami itu adalah pertandingan paling penting dan saya amat yakin terhadap tim ini," kata Calderon. "Irak adalah tim tangguh, sulit ditaklukkan, tapi mereka perlu hsti-hati karena kami akan bermain hanya untuk menang," ujarnya, seperti dikutip Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007