Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar spot Antar Bank Jakarta, Senin, ditutup merosot karena pelaku pasar melakukan aksi lepas lebih lanjut. Nilai tukar rupiah turun menjadi Rp9.035/9.040 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.020/9.020 atau melemah 15 poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova di Jakarta, mengatakan pelaku pasar makin aktif melepas rupiah mereka cenderung membeli dolar AS yang dipicu oleh menguatnya harga minyak mentah dunia. Namun kemerosotan rupiah agak tertahan oleh membaiknya pasar saham regional, sehingga spekulasi lepas rupiah agak tertahan, katanya. Rupiah, menurut dia dalam perdagangan hari berikutnya diperkirakan akan membaik, karena pelaku biasanya kembali melepas dolar AS setelah hari sebelumnya menguat. "Kami optimis pasar akan kembali membeli rupiah, apalagi di dalam negeri tidak terjadi aksi yang menimbulkan gejolak, bahkan investasi cenderung makin membaik," katanya. Pelaku pasar, lanjutnya kemungkinan kurang memfokuskan diri terhadap kegiatan di pasar uang sejalan dengan tutup pasar uang di Tokyo menyambut hari libur nasional. Ia mengatakan, rupiah sebelumnya mendapat dukungan pasar regional dengan rencana bank sentral Jepang menaikkan suku bunga. Namun dalam pertemuan dua hari Bank sentral Jepang (Boj) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunganya sehingga nilai yen semakin merosot. Keputusan Boj tidak menaikkan suku bunga menekan yen terus terpuruk, apalagi data konsumen AS menunjukkan peningkatan, katanya. "Kami harapkan akan muncul di pasar domestik isu positif yang mendorong rupiah kembali menguat sehingga hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS,"ucapnya. Apabila rupiah kembali tertekan hingga mendekati level Rp9.050 per dolar AS, kemungkinan Bank Indonesia (BI) akan kembali mengamati apakah perlu masuk pasar. BI menilai rupiah masih stabil pada kisaran antara Rp9.000 sampai Rp9.100 per dolar AS, demikian Ruri Nova.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007