New York (Antara/Xinhua) - Harga minyak dunia ditutup sedikit lebih tinggi pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), meskipun data resmi menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat.

Harga minyak naik, dipicu ketegangan geopolitik termasuk prospek sanksi baru terhadap Iran. Pasar juga didukung oleh kekhawatiran seputar produksi minyak dari Venezuela.

Perusahaan minyak utama AS Chevron Corp telah mengevakuasi para eksekutifnya dari Venezuela setelah dua pekerjanya dipenjara, karena perselisihan kontrak dengan perusahaan minyak milik negara PDVSA, menurut empat sumber yang mengetahui masalah ini, seperti dikutip Reuters.

Persediaan minyak mentah AS naik 2,2 juta barel menjadi 429,7 juta barel minggu lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu (25/4). Padahal, para analis memperkirakan kenaikan 1,1 juta barel.

Sementara itu stok bensin bertambah 800.000 barel selama seminggu, dan persediaan distilat turun 2,6 juta barel, menurut EIA.

Produksi minyak mentah AS mingguan juga naik menjadi hampir 10,6 juta barel per hari, melonjak lebih dari seperempatnya sejak pertengahan 2016, kata EIA.

Beberapa analis mengatakan periode kelebihan pasokan yang dimulai pada 2014 kini telah berakhir, karena gangguan pasokan dan juga permintaan yang kuat.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 0,35 dolar AS, menjadi menetap di 68,05 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni bertambah 0,14 dolar AS, menjadi ditutup pada 74,00 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca juga: Harga minyak dunia turun bersama meredanya ketegangan geopolitik

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018