Jakarta (ANTARA News) - Pegiat pendidikan Najeela Shihab mengatakan soal dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau "High Order Thinking Skills" atau HOTS seharusnya tidak hanya keluar pada saat ujian tetapi juga pada proses pembelajaran.

"HOTS adalah keterampilan yang sangat penting, dan perlu ditingkatkan dalam pendidikan Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikan," ujar Najeela di Jakarta, Kamis.

Pendiri sekolah Cikal tersebut menambahkan HOTS seharusnya bukan hanya muncul pada soal Ujian Nasional (UN) tetapi sejak awal proses pembelajaran di sekolah. Sehingga siswa tak merasa kaget begitu ada soal HOTS pada soal ujian.

Menurut dia, keluhan yang disampaikan siswa terkait masalah HOTS tersebut merupakan gambaran dari masalah dalam proses belajar-mengajar di kelas, kerangka kebijakan pemerintah serta komunikasi antara pusat dengan daerah yang belum terarah.

"Mengenai soal UN terlalu susah atau tidak, sebetulnya kembali ke fungsi pengukuran itu sendiri. Kalau UN adalah pengukuran kompetensi maka ada kriteria tingkat kesulitan soal yang harus dipenuhi, yang beda tingkat kesulitannya kalau keperluannya untuk seleksi," jelas dia.

Akun media sosial instagram milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yakni @kemdikbud.ri kembali dihujani keluhan peserta Ujian Nasional (UN) tentang sulitnya soal Matematika untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad, mengatakan guru dan siswa harus sama-sama belajar soal dengan kategori HOTS.

"Kami mengimbau siswa maupun guru sama-sama belajar metode HOTS ini," ujar Hamid.

Metode HOTS merupakan metode keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dituangkan dalam soal-soal yang diujikan. Pada tahun ini, Kemdikbud memasukkan sekitar 10 persen soal yang membutuhkan daya nalar tingkat tinggi pada soal UN.

Baca juga: Mendikbud: soal UNBK terapkan standar internasional dari Bank Dunia
Baca juga: Tanggapan Kemdikbud mengenai soal UNBK matematika yang disebut terlalu susah


 

Pewarta: Indriani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018