Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPRD Maluku Ricard Louhenapessy mendesak pemerintah agar segera meminta pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memulangkan tokoh separatis Republik Maluku Selatan (RMS) Alex Manuputty. "Kita meminta kepada pemerintah untuk segera mengupayakan secara G to G melalui jalur diplomasi untuk memulangkan Alex Manuputty," katanya usai pertemuan dengan Menkopolhukam Widodo Adi Sucipto di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan desakan itu sudah disampaikan kepada pemerintah dalam hal ini, Menkopolhukam dan Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto untuk bisa segera direalisasikan. Ricard menambahkan, upaya diplomasi secara G to G dan yudiris formal perlu dilakukan pemerintah mengingat Amerika Serikat dan Indonesia tidak memiliki perjanjian ekstradisi. "Jadi, kami mendesak pemerintah agar benar-benar mengupayakan pemulangan Alex Manuputty dalam rangka meredam aksi separatis RMS," katanya menegaskan. Turut hadir dalam pertemuan itu, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, dan enam Ketua Fraksi DPRD Maluku. Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah mendesak Amerika Serikat (AS) untuk segera memulangkan Pimpinan Eksekutif Front Kedaulatan Maluku/Republik Maluku Selatan (FKM/RMS) Alex Manuputty ke Indonesia. "Kita sudah mengadakan kontak lagi dengan pihak kementerian luar negeri AS untuk segera memulangkan Alex Manuputty," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda. Menlu mengatakan, hingga kini belum ada kejelasan dari pihak AS apakah izin tinggal yang diberikan kepada Alex merupakan suaka. "Tetapi yang jelas, kita kesulitan untuk mendapatkan Alex kembali," kata Menlu. Pada 2004, Pemerintah Indonesia juga mengaku telah mengajukan permintaan kepada Pemerintah AS untuk segera mendeportasi Alex Manuputty, yang melarikan diri ke negeri itu. Namun, hingga saat ini pihak RI belum menerima jawaban resmi terkait permintaan itu, baik dari Pemerintah AS maupun Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta. Padahal, masalah itu sudah pernah dibicarakan secara serius bersama Jaksa Agung AS, John Ashcroft, saat kunjungan Ashcroft ke Bali beberapa waktu lalu. Saat itu Ashcroft berjanji akan membawa hal itu ke Washington DC dan membahasnya bersama kementerian luar negeri AS.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007