Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru mencapai kesepakatan untuk menjalin kerjasama di bidang keimigrasian dan kerjasama mengatasi kejahatan pencucian uang (money laundering). Penandatangan kerjasama dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Rabu, dalam rangkaian kunjungan kerja kenegaraan PM Selandia Baru, Helen Elizabeth Clark, di Indonesia. Disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Selandia Baru, Helen Elizabeth Clark, penandatangan bidang keimigrasian dilakukan antara Dubes Selandia Baru untuk Indonesia, Philips Gibson, dan Dirjen Imigrasi, Basyir Ahmad Barmawi. Sedangkan kerjasama mengatasi "money laundring" ditandatangani Dubes Selandia Baru dengan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Yunus Husein. Ketua PPATK menjelaskan antara Indonesia dan Selamdia Baru perlu kerjasama soal pencucian uang untuk mengatasi potensi terjadinya kasus-kasus tindak pidana korupsi, maupun penipuan dan kejahatan melalui internet (cyber crime). Presiden menjelaskan pada dialog empat mata dengan PM Helen Elizabeth Cark, kedua negara juga ingin bekerjasama di berbagai bidang lainnya sebagai upaya memperkokoh hubungan bilateral. "Baik saya maupun PM Selandia Baru ingin makin meningkatkan kerjasama perdaganan dan investasi yang terus menunjukkan pertumbuhan," kata Presiden. Dalam pidatonya, Kepala Negara juga menyatakan terima kasih kepada Selandia Baru terkait tenaga kerja Indonesia di negara itu mendapat kesempatan bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. Di bidang pendidikan, Selandia Baru menunjukkan komitmen pendidikan, dengan memberi beasiswa kepada mahasiswa Indonesia menimba ilmu di negara itu. "Selandia Baru juga bersama UNESCO dan Unicef memberi bantuan pendidikan bagi komunitas anak-anak di kawasan timur Indonesia," ujar Presiden. Di bidang pertahanan dan keamanan, diutarakan Kepala Negara, kedua negara sepakat kerjasama antar kepolisian guna mengatasi kejahatan transnasional, termasuk juga mengatasi terorisme. Presiden juga mengajak Selandia Baru ikut aktif pada penyelenggaraan konferensi perubahan iklim global (global climate change), yang akan dilaksanakan di Bali, pada Desember 2007. "Indonesia serius menangani masalah pemanasan global dengan sungguh mengelola hutan dengan harapan terjadi komitmen global untuk menyelamatkan bumi," tegas Yudhoyono. Sementara itu, PM Selandia Baru Helen Calrk menyebutkan menyambut baik kerjasama di berbagai bidang antara kedua negara, mulai dari pendidikan, perdagangan, dan pencegahan praktik "money laundring". PM Selandia Baru memberi apresiasi terhadap sikap luar negeri Indonesia dalam mempertahankan perdamaian dunia terkait "non proliperation treaty", dimana sebagian negara pemilik nuklir cenderung ingin mengembangkan nuklirnya. Helen juga memberi apresiasi kepada Indonesia yang berhasil menjalin hubungan baik Timor Leste. Kunjungan kenegaraan PM Selandia Baru di Indonesia akan dilakukan hingga Jumat (20/7), setelah sebelumnya berkunjung ke Yogyakarta, dan Jawa Tengah. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007