Kohat (ANTARA News) - Seorang pembom mobil meledakkan dirinya sendiri di sebuah pusat pelatihan polisi di bagian utara kota Hangu, Pakistan, pada Kamis pagi, menewaskan sedikitnya tujuh orang. Serangan itu merupakan kejadian terkini dalam aksi kekerasan di Pakistan yang telah menewaskan hampir 140 orang, umumnya tentara dan polisi, sejak komando Angkatan Darat menyergap sebuah masjid kelompok garis keras di ibu kota Islamabad pekan silam. Pemerintah mengatakan, 102 orang telah terbunuh selama operasi menyeluruh itu di Masjid Lal atau kompleks Mesjid Merah untuk membubarkan gerakan garis keras yang dipimpin para kepala suku. Dalam serangan Hungu tersebut, pelaku bom itu berupaya mencapai pusat kepolisian pada pagi hari ketika polisi-polisi muda yang baru direkrut sedang melakukan pelatihan. "Penyerang mencoba menabrak pintu gerbang. Ia kemudian meledakkan dirinya sendiri ketika pihak penjaga keaamanan di pintu mencoba menghentikan dia," kata Fakhr-e-Alam, pejabat adiministrasi kota tersebut. "Enam polisi dan seorang yang sedang melewati jalan itu tewas," katanya. Seorang pejabat kepolisian mengatakan, 13 orang lainnya terluka. Hungu, yang memiliki sejarah kekerasan sektarian, letaknya berdekatan dengan kawasan suku di perbatasan dengan Afghanistan yang dikenal anti-pemerintah, dan pendukung Al-Qaeda dan Taliban. Sejumlah besar pejuang Al-Qaeda dan sekutu mereka telah melarikan diri di kawasan suku-suku Pakistan tersebut setelah pasukan AS menumbangkan rezim Taliban di Afghanistan pada 2001. Pada waktu yang sama ketika gerilyawan diyakini melakukan balas dendam bagi penyerangan kompleks masjid pemerintah di ibu kota itu, para pejuang pro--Taliban melanggar 10 bulan perjanjian damai di Waziristan utara, yang meningkatkan kekhawatiran terjadinya kekerasan baru, terutama di kawasan konservatif di timurlaut, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007