London (ANTARA News) - Sekretaris Negara (Sesneg) Kerajaan Inggris, Jacqui Smith, hari Kamis mengaku pernah merokok ganja semasa kuliah. Pengakuan tersebut ia lakukan sehari setelah diumumkan hukuman lebih tegas bagi penggunaan barang tersebut. "Saya mengisap ganja beberapa kali. Saya pikir itu perbuatan salah," katanya kepada Sky News, yang dikutip Reuters. Dia mengatakan, tidak menggunakan obat-obatan terlarang lain, dan berpikir bahwa hal tersebut tidak berhubungan dengan kedudukannya. "Saya pikir, sebagai Sekretaris Negara, yang orang akan pedulikan adalah mengenai apakah lebih banyak akses untuk mendapatkan perawatan dari masalah obat-obatan, yang pada kenyataannya banyak kejahatan berhubungan dengan pemakaian obat-obatan terlarang," katanya. Perdana Menteri (PM) Inggris, Gordon Brown, memilih Smith sebagai Sesneg di kabinetnya bulan lalu setelah Brown terpilih menggantikan Tony Blair yang mengundurkan diri. Pada hari Rabu, dia mengatakan, Smith akan melakukan konsultasi mengenai apakah ganja harus diklasifikasi ulang dari obat-obatan kelas C ke kelas B, karena bahaya berhubungan dengan narkotika. Smith membuat pengakuan setelah pengumuman tentang sosok kejahatan tahunan Inggris, dan ketika ia menyiapkan diri membuka strategi baru pemberantasan kejahatan dari pemerintah. Dia mengatakan, strategi tersebut termasuk memberikan masyarakat setempat berbagai keterangan mengenai tingkat kejahatan di daerah mereka. Smith mempertahankan kebijakan anti-kejahatan pemerintah, yang banyak mendapat kritikan, yaitu miliaran poundsterling telah dihabiskan oleh kepolisian sejak partai Buruh berkuasa, walaupun sebenarnya tidak dapat mengurangi tingkat kejahatan. Anggota parlemen mengatakan, mengharapkan modal tambahan dari layanan polisi untuk menghasilkan dampak lebih terukur. "Kita mengetahui bahwa dana bagi kepolisian meningkat pada 10 tahun terakhir, tapi lebih sulit lagi mengatakan apa yang telah dilakukan kepolisian atas dana itu," kata David Winnick, ketua komite tersebut. "Secara keseluruhan, dana bagi kepolisian itu tampak tidak berdampak langsung terhadap pengurangan tingkat kejahatan," katanya. Laporan tahunan tokoh kejahatan di Inggris satu tahun sampai dengan Maret 2007 itu dikumpulkan oleh Survei Kejahatan Inggris dari wawancara dengan lebih dari 40 ribu warga masyarakat. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007