Jakarta (ANTARA News) - Ketua SETARA Institute Hendardi menyataman sistem penjara napi teroris harus dievaluasi lagi karena narapidana teroris tidak bisa lagi di bawah penanganan biasa.

"Peristiwa ini menunjukkan bahwa penanganan narapidana dan lembaga pemasyarakatan terorisme tidak bisa menggunakan standar biasa karena narapidana teroris masuk kategori risiko tinggi dan perlu penanganan khusus," kata Hendardi di Jakarta, hari ini.

Sebelumnya terjadi bentrok antara napi terorisme dengan polisi yang mengakibatkan lima polisi gugur dan seorang narapidana teroris mati.

Hendardi mendesak pemerintah mendukung penguatan Lapas untuk jenis-jenis kejahatan serius.

Baca juga: Lima anggota gugur merupakan personel terbaik

Menurut Hendardi, penyerangan napi terorisme menunjukkan kekuatan kelompok teror masih eksis dan efektif berjejaring dan terus menjadi ancaman keamanan.

"Peristiwa ini mengingatkan semua pihak untuk tidak berkompromi dengan radikalisme dan terorisme yang mengancam keamanan dan ideologi bangsa," kata Hendardi.

Hendardi menyarankan penyikapan atas terorisme harus terus dilakukan dan dimulai dari hulu terorisme, yakni intoleransi.

"Semua pihak harus menghentikan politisasi isu intoleransi dan radikalisme hanya untuk kepentingan politik elektoral 2018 dan 2019, yang justru memberikan ruang bagi kebangkitan kelompok ekstrimis," kata Hendardi.

Baca juga: Tangis sang istri pecah menyambut jenazah Briptu Fandi

Pewarta: Jaka Suryo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018