Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, meminta nama Istora tetap tercantum dalam rencana pengelolaan komplek Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga.

"Ya harus ada Istora-nya lah. Istora itu adalah warisan. Seperti di Palembang, nama arena tetap ada nama Jakabaring," kata Nahrawi,  setelah memberikan sambutan pelepasan siswa-siswa lulusan diklat SKO Ragunan, di Jakarta, Jumat.

Istora merupakan singkatan Istana Olahraga, yang sejak awal didedikasikan menjadi arena olahraga dalam ruang --dalam hal ini bulutangkis sebagai olahraga utama di sana-- yang terletak di dalam kompleks Gelora Bung Karno. 

Namun, dia mengaku pengubahan nama arena olahraga di Komplek GBK menjadi wewenang Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK-GBK) yang merupakan lembaga di bawah Sekretariat Negara dan bukan pada Kementerian Pemuda dan Olahraga.

"Silakan dikelola dengan profesional. Itu adalah warisan yang patut dijaga dan dikelola, apalagi ada nama Bung Karno di sana," kata dia.

Ia menekankan, pemanfaatan komplek GBK sebagai arena pengembangan prestasi olahraga, terutama setelah penyelenggaraan Asian Games 2018.

"Sebagaimana pesan Presiden, GBK harus dimanfaatkan untuk melahirkan prestasi-prestasi baru. Tapi, Pemerintah selalu mendukung upaya PPK-GBK untuk merawat, memanfaatkan, mengelola komplek olahraga yang lebih profesional, aman, dan nyaman," kata dia.

Baca juga: PPK-GBK pastikan Stadion Istora belum berganti nama

Sebelumnya, Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK-GBK) Senayan, Jakarta, mengakui akan tetap mempertimbangkan penggantian nama arena menyusul klaim penggantian Stadion Istora menjadi Blibli Arena oleh sponsor kejuaraan bulu tangkis Indonesia Terbuka 2018.

"Kami selalu terbuka untuk penamaan arena di GBK. Tentu kami mencari mitra untuk penamaan arena itu. Sampai sekarang, kami belum memutuskan apapun dan kami mempertimbangkan penamaan yang lebih dapat diterima publik," kata Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha PPK-GBK, Gatot Tetuko.

Gatot mengakui sejumlah arena di komplek GBK mampu menarik minat sponsor untuk turut mempunyai hak penamaan arena dan tidak hanya pada Stadion Istora.

"Penamaan arena itu adalah hal yang lumrah baik di dalam maupun luar negeri. Mungkin tidak biasa karena GBK adalah aset negara dan kita sudah menjelang Asian Games," kata Tetuko. 

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018