Tokyo (ANTARA News) - Perutusan Indonesia akan berada di Tokyo atas undangan Pemerintah Jepang dan bertukar pandangan soal nuklir, terutama yang berkaitan dengan perjanjian pelarangan uji nuklir terpadu (CTBT). Informasi mengenai rencana kedatangan perutusan Indonesia itu diterima ANTARA di Tokyo hari Jumat dari departemen luar negeri Jepang (Gaimusho). Kunjungan perutusan Indonesia itu diharapkan memperkuat kerjasama kedua negara dalam perlucutan dan pencegahan pengadaan senjata nuklir. Dialog mengenai nuklir itu juga diharapkan mendorong Indonesia segera meratifikasi CTBT. Pemerintah Jepang mengharapkan perutusan Indonesia itu tiba di Tokyo pada Selasa, 24 Juli, dan tinggal hingga Jumat, 27 Juli. Selama empat hari di Jepang, rombongan itu akan berdialog dengan mitranya dari departemen luarnegeri Jepang untuk bertukar pandangan soal perkembangan CTBT, sekaligus mengunjungi sarana pembuktian CTBT, termasuk stasiun pemantauan seismologi Matsushiro dan pusat data nasional Jepang. Indonesia merupakan negara penandatangan CTBT pada 1996, namun belum meratifikasinya. Undangan Jepang itu merupakan upaya Negara Sakura memromosikan dan mendorong pemberlakuan CTBT. Jepang memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di dunia, yang terletak di propinsi Niigata, namun daerah tersebut baru saja digucang gempa berkekuatan 6,8 skala Richter, yang membuat sarana tersebut berhenti beroperasi, menyusul kebocoran radioaktif di salah satu pembangkit nuklirnya. Jepang juga terlibat perundingan enam negara untuk menekan Korea Utara menghentikan pengembangan senjata nuklir, yang dapat mengancam langsung keberadaan negara tersebut. Dalam hal ancaman terhadap keamanan Jepang, negara Matahari Terbit itu mendapat payung perlindungan penuh dari Amerika Serikat.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007