Balikpapan (ANTARA News) - Panglima Kodam (Pangdam) VI/Tanjung Pura, Mayor Jenderal George Robert Situmeang, di Balikpapan, Kaltim, Jumat menyatakan bahwa sampai kini perambahan hutan masih marak di bumi Kalimantan. "Berdasarkan laporan personil di lapangan, kami masih menemukan banyak kasus pembalakan liar (illegal logging), khususnya di Kutai Barat (Kubar), Kaltim yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia," kata Pangdam VI/TPR. Bahkan, kata Panglima, ia melihat dengan mata kepala sendiri kondisi hutan yang rusak akibat pembalakan liar di kawasan itu saat mengadakan kunjungan kerja ke Kutai Barat (Kubar). "Terlihat pada posisi depan perbatasan, terdapat banyak jalan-jalan tikus untuk kegiatan illegal logging yang menuju wilayah Malaysia. Jadi kelihatannya, kayu dari wilayah Indonesia diselundupkan ke Malaysia," katanya. Ia memperkirakan bahwa ada kerjasama antara warga lokal dengan cukong kayu dari Malaysia sehingga mempermudah lolosnya kayu itu ke wilayah negeri jiran. "Jalan-jalan sekitar perambahan hutan tersebut merupakan kawasan `blank spot` sehingga untuk mengatasinya maka kita akan membangun pos di Kubar pada kawasan Gunung Lasatiyan, kalau dari kecamatan Long Apari maka jarak tempuh dengan jalan kaki adalah enam hari. Meskipun demikian untuk mengamankan wilayah Indonesia, pasukan menuju ke kawasan itu," imbuh Panglima. Upaya lain untuk mengatasi masalah perambahan hutan di kawasan perbatasan, yakni pihak Kodam VI/TPR sudah berkoordinasi dengan Tentera Diraja Malaysia (TDM). "Sekitar dua minggu lalu, kita melakukan rapat operasi bersama di Balikpapan, TDM datang kemari, dan sudah ada hasil komitmen bersama," kata Robert. TDM prinisipnya mendukung menuntaskan masalah illegal logging seperti disepakati dalam pertemuan itu. Pangdam juga menjelaskan bahwa pihaknya mendapatkan bukti patok-patok di perbatasan Indonesia-Malaysia patah akibat dari praktek illegal logging, bahkan sebagian menggeser dari tempat semula.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007