Palu (ANTARA News) - Jumlah korban tewas dan hilang akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, terus bertambah. Data resmi yang disampaikan Ketua DPRD Morowali, Zainal Abidin Ishak, kepada ANTARA, Selasa siang, menyebutkan angka korban tewas akibat banjir saat ini sudah mencapai 47 orang dan 30 orang lainnya masih dalam pencarian. Ia mengatakan sebagian besar korban tewas tersebut adalah warga Desa Ueruru, Kecamatan Bungku Utara, akibat tertimpa material tanah longsor. "Ini informasi terakhir yang saya terima dari beberapa relawan yang terlibat langsung melakukan evakuasi korban di lapangan," katanya, saat dihubungi dari Palu per telepon. Menurut dia, sebagian korban tewas dievakuasi ke Desa Kolo Bawa, tetangga Desa Ueruru. Dari Ueruru ke Kolo Bawa ditempuh dengan motor tempel sekitar 30 menit. "Beberapa korban juga dievakuasi ke Puskesmas Baturube, ibukota Kecamatan Bungku Utara," katanya. Mukhtar (60), mantan Kepala Desa Baturube, juga membenarkan korban tewas akibat longsor di Ueruru berjumlah 47 orang dan puluhan lainnnya masih dalam pencarian. Ini informasi yang saya monitor melalu pesawat HT (handy talki) dari petugas kecamatan," katanya. Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Morowali, Ny. Rosmaniel Songko, mengemukakan pihaknya baru melaporkan korban tewas delapan orang dan sekitar 40 orang lainnya dinyatakan hilang. "Memang ada sekitar 40 rumah penduduk tertimbun longsor di Ueruru. Tetapi laporan terakhir jumlah korban jiwa masih delapan orang, dan lainnya masih dalam pencarian," ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007