Gianyar (ANTARA News) - Sebanyak 14 seniman yang terhimpun dalam Yayasan Tri Pusaka Sakti Desa Budaya Batuan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali ikut ambil bagian dalam Festival Budaya di Kota Fest, Maroko, Afrika, selama dua minggu, 15-30 Juni 2018.

"Seniman Bali dalam kegiatan internasional tersebut menampilkan kesenian klasik kekebyaran, palegongan dan petopengan, termasuk maestro tari I Made Jimat," kata Ketua Yayasan Tri Pusaka Sakti I Nyoman Budi Artha di Gianyar, Jumat.

Ia mengatakan, duta seni Pulau Dewata selain tampil dalam kegiatan festival juga akan melakukan workshop tentang berbagai jenis musik Bali, di antaranya gamelan Gambuh, Gong Kebyar, Genggong dan Kecak.

Upaya tersebut untuk menambah wawasan dan menginformasikan secara mendalam tentang keindahan budaya serta kesenian Bali.

Nyoman Budi Artha menambahkan, pihaknya juga tampil sebagai pembicara dalam workshop serta memberikan ceramah tentang kesenian dan budaya Bali, dengan materi "The Arts Of Bali As The Inspiration Of Life".

"Misi diplomasi kesenian yang dilakukan yayasan Tri Pusaka Sakti tentu merupakan momentum yang sangat baik, untuk lebih mengenalkan keindahan dan keungguan kesenian Bali di dunia internasional, khususnya di Benua Afrika. Pasar wisata Afrika sangat potensial dan luar biasa yang perlu dijangkau untuk mengadakan diplomasi atau kerja sama dalam bidang kebudayaan," ujar Budi Artha.

Ia mengharapkan peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah atau negara, di tengah-tengah persaingan globalisasi budaya.

Tampilnya 14 seniman Bali dalam kegiatan bertaraf internasional di Afrika diharapkan mampu mengharumkan dan memperkenalkan keunggulan budaya khusunya kesenian Bali guna mampu bersaing dalam dunia internasional, ujar Budi Artha.

Bali sebagai daerah tujuan wisata masyarakat berbagai negara di belahan dunia dituntut dapat memperkenalkan dan menyampaikan informasi kekayaan budaya setempat dengan dukungan dari berbagai elemen dan menjadi program pemerintah.

"Keindahan budaya Bali kuhususnya kesenian Bali, memang tak diragukan lagi bahkan keindahan kesenian Bali telah dikenal dunia sejak tahun 1920-an, terbukti sejak tahun 1920-an, mulai banyaknya wisatawan mancanegara mengunjungi Bali," ujarnya.

Sekitar tahun 1930-an mulai melakukan diplomasi kesenian ke dunia internasional, sehingga lebih mampu mengangkat dan mengharumkan nama Bali, Indonesia di dunia internasional.

Kejayaan Kesenian Bali melalui diplomasi-diplomasi kesenian yang dilakukan para seniman dan maestro Bali tahun 1990-an, mampu meningkatkan kesejahteraan dan perolehan devisa.

Perjuangan seniman sangat berat hingga meraih prestasi yakni wisatawan dari berbagai negara di belahan dunia melirik dan mengunjungi Bali, Indonesia, ujar Budi Artha.

Ia menyayangkan sejak tahun 2000-an diplomasi melalui kesenian ke luar negeri menurun, di tengah derasnya persaingan budaya kesenian khususnya negara-negara di kawasan Asia antara lain Malaysia, Filipina, India, Taiwan, China dan Jepang.

Baca juga: Seniman Bali dan Tiongkok bawakan kesenian kolaborasi

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018