Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sebuah petisi daring menggalang dukungan agar Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad dinominasikan untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini.

Petisi Change.org yang membandingkan Dr Mahathir dengan pejuang anti-apartheid Nelson Mandela tersebut diluncurkan pada Sabtu (26/5) dan hingga Senin pagi (29/5) telah menerima 73.073 tanda tangan.

Petisi yang digagas oleh Alexandria Abishegam tersebut ditujukan untuk Yayasan Nobel agar Mahathir dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian sebagai pengakuan atas tekadnya untuk kembali ke politik pada usia 92 dan menyingkirkan prasangka politiknya untuk bekerja dengan mantan pengkritiknya untuk tujuan "menyelamatkan bangsa kita".

"Fakta bahwa Tun Dr Mahathir juga secara terbuka mengakui kesalahannya sendiri dan meminta maaf atas kesalahannya di masa lalu membuatnya benar-benar menjadi `Manusia Raksasa` dan seorang pemimpin untuk ditiru," kata petisi tersebut.

Diberdayakan oleh hak demokratis mereka yang melihat pengalihan kekuasaan pertama negara sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957, orang-orang Malaysia telah mengikuti petisi untuk menyuarakan pemikiran mereka tentang pemerintahan baru.

Petisi Ini adalah permohonan ke empat yang telah diluncurkan sejak Pakatan Harapan membentuk pemerintahan pada 10 Mei 2018.

Petisi pertama diluncurkan pada 19 Mei 2018 sebagai tanggapan atas ketidakpuasan atas penunjukan Menteri Pendidikan yang baru, Dr Mazlee Malik.

Satu petisi meminta Dr Mahathir untuk mempertahankan keputusannya untuk mengambil portofolio Menteri Pendidikan meskipun ada kritikan terhadapnya yang melanggar klausul dalam manifesto Pakatan yang menyatakan bahwa Perdana Menteri tidak akan memegang posisi menteri.

Pada saat yang sama petisi kedua diluncurkan untuk mendukung Dr Maszlee Malik sebagai Menteri Pendidikan.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018