Hanoi (ANTARA News) - Tergolong berusia senja dan terbilang punya segudang pengalaman, pelatih tim nasional sepakbola Jepang, Ivica Osim, bersiap menghalau agresivitas Arab Saudi menjelang pertandingan semifinal dalam laga Piala Asia 2007 di Hanoi, Vietnam. Pelatih berkebangsaan Bosnia yang kini berusia 66 tahun itu menyebutkan bahwa anak asuhannya menghadapi tugas ekstra berat sebagai juara bertahan, apalagi Arab Saudi bakal menampilkan gaya permainan yang agresif. Meski Jepang siap menghalau agresivitas Arab Saudi, pertemuan kedua tim bakal seru karena menentukan siapa yang sebenarnya perkasa di kawasan Asia dalam sepakbola. "Secara keseluruhan, mereka tampil sebagai tim yang relatif baru, dengan penjaga gawang dan empat pemain yang turun dalam pertemuan kedua tim kali lalu," kata Osim. Berbekal imajinasi sebagai pelatih berpengalaman, Osim menimbang kekuatan Arab Saudi. "Mereka tampil sebagai tim yang agresif dan memainkan sepakbola modern. Mereka terdiri atas sejumlah pemain yang relatif sulit ditaklukkan," kata Osim yang pernah membawa Yugoslavia sampai kuarter-final dalam Piala Dunia 1990. Arab Saudi terakhir kali menjuarai Piala Asia pada 1996. Mereka kehilangan gelar pada 2004. Pada 2007, "Putra Gurun Pasir" mencatat prestasi gemilang dengan menundukkan Uzbekistan 2-1 di kuarter-final. Mereka juga membukukan dua kemenangan dan sekali bermain imbang di babak penyisihan grup. "Kami akan menampilkan pertandingan yang sangat, sangat seru. Kedua tim memiliki gaya permainan yang relatif sama dan tampil sebagai kekuatan utama di kancah sepakbola Asia," kata pelatih Arab Saudi Helio Dos Anjos yang menggantikan pelatih Brazil sebelumnya Marcos Paquetta pada April. Ia juga mengatakan kekalahan anak asuhannya melawan tim Samurai Biru pada November lalu, tidaklah menjadi soal. "Kami merupakan tim yang relatif baru dan kami memiliki kesempatan untuk menang," katanya. Dos Anjos mengaku timnya menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Hanoi selama 12 jam, menyusul pertandingan kuarter-final pada Minggu. Sementara, Jepang telah berada di Hanoi selama kurang lebih tiga pekan dan menaklukkan Australia lewat adu penalti. Mereka memiliki waktu relatif panjang untuk memperoleh kebugaran dan memulihkan kondisi fisik dan mental. "Inilah masalah yang kami hadapi sementara tim-tim lain memiliki waktu istirahat," kata Dos Anjos, yang telah lama meniti karier sebagai pelatih sepakbola. "Kami akan coba tampil sebaik mungkin, meski saya tidak bicara soal pertandingan. Saya berharap para pemain akan berusaha sekuat tenaga." Osim mengatakan dirinya mempercayakan penuh kepada empat pemain belakang. "Lini pertahanan telah menunjukkan kemampuannya dan saya tidak merasa perlu mengganti mereka," katanya. Playmaker timnas Jepang Shunsuke Nakamura mengatakan kecepatan para pemain Arab Saudi melakukan serangan balik perlu diantisipasi. Mereka telah membuktikannya dalam sejumlah laga dalam babak penyisihan. "Mereka akan bergerak cepat kemudian melakukan tembakan langsung ke gawang," kata pemain berusia 29 tahun yang bermain di Liga Skotlandia pada musim kompetisi tahun ini. "Kami harus melakukan pengawalan secara ketat karena saya sudah menyaksikan penampilan mereka lewat rekaman video. Mereka bakal bertandingan dengan didukung sepenuhnya oleh striker dan gelandang bertahan yang bakal merangsek dari belakang." Nakamura akan berpasangan dengan striker Frankfurt Naohiro Takahara untuk mempertajam daya dobrak ke gawang lawan. Arab Saudi pernah kalah dari Jepang pada final Piala Asia 1992. "Kami harus membongkar pertahanan mereka yang tergolong solid dan berusaha melepaskan tendangan dari jarak jauh," katanya. Pemenang dari pertandingan antar kedua tim akan melaju ke final di Jakarta pada 29 Juli. Lawan yang bakal dihadapi yakni pemenang antar Korea Selatan melawan Irak yang pertandingannya diadakan di Kuala Lumpur pada Rabu, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007