Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) akan menandatangani sembilan proyek di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) senilai 8,45 miliar dolar AS pada kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negeri tersebut. "Sembilan proyek tersebut rencananya akan ditandatangani di Korsel," kata Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Kemasyarakatan dan Kelembagaan, Thamrin Sihite, ketika dihubungi wartawan dari Jakarta saat berada di Korsel, Selasa. Sembilan proyek tersebut adalah penambahan kapasitas (revamping) Kilang Dumai di Riau antara PT Pertamina (Persero) dengan SK Corporation. Kilang Dumai akan ditingkatkan dari 124 ribu barel per hari menjadi 200 ribu per hari. Penandatanganan "letter of agreement" (LoA) tersebut bernilai investasi 150 juta dolar Amerika Serikat (AS). Kedua, penandatanganan "head of agreement" (HoA) senilai tiga juta dolar AS berupa penggabungan merek pelumas (lubricant co-branding) antara Pertamina dengan SK Energy. Dengan merek tersebut memungkinkan Pertamina dan SK Energy memasarkan produknya di Indonesia dan luar negeri. Ketiga, kerjasama antara Pertamina, Korea National Oil Corporation (KNOC), SK Corp di bidang eksplorasi dan produksi migas di Sumatera. Bentuk penandatanganan berupa "letter of intent" (LoI) dengan investasi 25 juta dolar AS. Namun, kerjasama itu bisa dipakai sebagai landasan kerja sama eksplorasi dan produksi di luar Sumatera. Keempat, penandatanganan LoI antara Pertamina dengan Korea Gas Corporation (Kogas) dalam kerja sama operasi gas senilai 25 juta dolar AS. Kelima, memorandum of agreement (MoA) antara anak perusahaan Pertamina, PT Partagas dengan anak perusahaan LG Corporation, E1 untuk proyek pencairan gas alam (Natural Gas Liquification/NGL) di Sumatera Selatan senilai 154,7 juta dolar AS. Berikutnya, MoA antara PT Petras Indonesia dan The Korean Consortium yang diwakili Innet Company Ltd untuk pengembangan industri energi di Tanjung Api-Api, Sumsel senilai 600 juta dolar AS. Ketujuh, MoA pencairan batubara antara PT Nuansa Cipta Coal Investment dengan Kenertec Co, Posco Engineer & Constraction Co Ltd, dan Samsung Securities Co Ltd di Kalimantan Timur senilai 5,5 miliar dolar AS. Selanjutnya, pembangunan fasilitas pengangkutan batubara melalui kereta api, berupa rel dan terminal di Kaltim senilai dua miliar dolar AS. Penandatanganan MoA tersebut antara Pemda Kaltim, PT Kereta Api, PT Nuansa Cipta Coal Investment dan Kenertec Co Ltd, Posco Engineering & Construction Co Ltd. Terakhir, MoU antara PT PLN (Persero) dengan Rajawali Koresia Konsorsium, Hanwha Engineering & Construction Co, dan Korea Estern Power Co Ltd untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pembangkit yang akan dibangun merupakan PLTU mulut tambang di Sumatera Selatan. "Total investasi dari delapan proyek diluar PLN mencapai 8,45 miliar dolar AS," ujarnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007