Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah melemah, Rabu pagi, menyusul kembalinya pelaku pasar lokal memburu dolar AS yang dipicu kekhawatiran kemungkinan berlanjutnya aksi demo buruh. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 17 poin menjadi Rp9.080/9.085 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp9.063/9.066 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar membeli dolar AS untuk mengantisipasi aksi buruh perusahaan asing yang memproduksi sepatu Nike. Mereka khawatir aksi tersebut akan berlanjut, karena itu mereka cenderung membeli dolar ketimbang rupiah, meski mata uang asing itu di pasar regional kembali terpuruk, katanya. Rupiah masih berpeluang untuk menguat, meski saat ini terkoreksi, apalagi dolar AS terhadap yen maupun euro berlanjut merosot. "Kami optimis masih ada ruang bagi rupiah untuk menguat, meski saat ini agak tertekan, karena pelaku khawatir berlanjutnya aksi demo buruh,"katanya. Noel Chandra mengatakan rupiah juga tertekan oleh melemahnya pasar saham regional, karena pelaku asing khawatir dengan melemahnya sektor perumahan dan pengetatan kredit di AS. Dengan merosotnya bursa Wall Street menunjukkan obligasi di AS melemah, sehingga para pelaku pasar secara ketat mengamati pergerakan saham di bursa itu, katanya. Dolar AS terhadap yen turun menjadi 120,25, euro jadi 1,3810 per dolar AS. Aktivitas pasar masih belum ramai, karena pelaku pasar lokal masih mengamati indikator ekonomi AS lainnya yang diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan. Selain itu juga bank sentral AS (The Fed) yang berencana akan menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007