Makassar (ANTARA News) - Sampai dengan Rabu siang, tim evakuasi telah menemukan delapan jenazah korban banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan sejak dua hari terakhir. Kapolres Luwu, AKBP Drs Komisaris, kepada ANTARA News menyatakan belum bisa merinci identitas korban, namun ia menyebut bahwa mereka adalah warga desa Larompong, Kecamatan Larompong dan daerah di sekitarnya. Delapan jenazah itu sudah dievakuasi ke Puskesmas terdekat dan beberapa diantaranya telah dijemput oleh keluarganya untuk dikebumikan, sedangkan dua korban luka berat kini dirawat di rumah sakit terdekat. Menurut Komisaris kemungkinan korban tewas yang ditemukan masih akan tertambah karena wilayah Kabupaten Luwu yang dilanda banjir cukup luas dan beberapa lokasi belum bisa dijangkau tim penolong lantaran jalan yang menjadi akses masuk masih digenangi air. Bahkan jalur trans Sulawesi antara Suli dan Larompong sulit ditembus karena terendam air setinggi hingga setengah meter. "Dari kemarin sore sampai tadi pagi, hanya mobil-mobil yang punya roda tinggi seperti truk yang bisa lewat, namun siang ini, mobil-mobil jenis kijan sudah mulai lewat namun harus dituntun oleh kendaraan aparat kepolisian," ujarnya dan menyebutkan bahwa antrian kendaraan di jalan trans Sulawesi sat ini mencapai ratusan armada. Ia khawatir banjir akan terus naik karena kondisi saat ini di Luwu masih diselimuti awan gelap. Sementara itu, data dari Pemkab Luwu menyebutkan, musibah banjir sejak dua hari terakhir di daerah itu melanda ratusan desa di delapan kecamatan yakni Kecamatan Suli, Larompong, Bajo, Bajo Barat, Latimojong, Walenrang, Lamasi dan Ponrang. Kawasan yang dilanda banjir lebi parah adalah Kecamatan Suli dan Lamasi yang terendam rata-rata sedalam satu meter. Bupati Luwu Basmin Mattayang dan seluruh pejabat eselon II dan III di daerah itu kini dikerahkan turun lapangan untuk mengecek kondisi masyarakat yang dilanda banjir tersebut. Ribuan hektare sawah yang sudah ditanami, kebun kakao dan ribuan hektare areal tambak dipastikan rusak karena banjir tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007