Jakarta,  (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis pagi merosot sebesar 85 poin karena pelaku pasar melepas rupiah setelah hari sebelumnya naik tajam hingga jauh dibawah angka Rp11.000 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah turun tajam menjadi Rp10.900/10.985 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.815/10.900 atau melemah 85 poin.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Kamis mengatakan, meski rupiah turun, namun posisinya masih dibawah angka Rp11.000 per dolar AS yang menunjukkan bahwa mata uang Indonesia masih cukup aman.

Penurunan rupiah saat ini hanya merupakan koreksi pasar, setelah mengalami kenaikan yang cukup tajam, ujarnya.

Kalau melihat indikator ekonomi yang cukup bagus, lanjut dia, maka peluang rupiah untuk menguat masih ada, bahkan diperkirakan akan dapat mendekati angka Rp10.500 per dolar AS (sebelumnya capai Rp10.750).

"Kami optimis pasar masih mendukung pergerakan rupiah apalagi laju inflasi Desember cukup baik yang mencapai deflasi 0,04 persen, " ucapnya.

Menurut Kostaman, rupiah terpuruk juga akibat memburuknya bursa Wall Street yang diikuti oleh bursa Asia, yang mengimbas pasar modal Indonesia sehingga menimbulkan sentimen negatif terhadap pasar uang.

Koreksi harga terhadap rupiah diperkirakan tidak berlangsung lama karena ini merupakan aksi ambil untung pelaku pasar, katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi pasar seperti ini tidak mendorong Bank Indonesia (BI) untuk masuk pasar melakukan intervensi, karena posisi rupiah masih cukup bagus.

Rupiah masih aman bahkan dinilai cukup stabil jadi koreksi harga yang terjadi saat ini tidak perlu dikhawatirkan. "Kami memperkirakan pada perdagangan sore nanti kemungkinan rupiah akan kembali membaik, apalagi dengan muncul isu positif dari internal," ucapnya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009