Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Mohamad Qodari menilai bahwa pertemuan Partai Golkar dan PDI Perjuangan di Palembang, Selasa (24/7) merupakan salah satu upaya "manuver" Surya Paloh dan Taufik Kiemas. "Pertemuan itu, lebih merupakan upaya manuver dari Surya Paloh untuk mengungguli Agung Laksono dan Jusuf Kalla, sedangkan Taufik Kiemas lebih mengokohkan dominasinya," kata Qodari di sela-sela seminar bertajuk "Paket RUU Politik: Siapa Diuntungkan?" di Universitas Islam Jakarta, Rabu. Qodari mengatakan, ada motif kompetisi internal partai politik, di Partai Golkar. Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar, Surya Paloh mulai mengkonsolidasikan kekuatannya terhadap Jusuf Kalla dan Agung Laksono. "Paloh mencoba menancapkan kakinya lebih dalam. Sementara, Taufik Kiemas (Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP sebenarnya sudah cukup dominan, tapi perlu dikokohkan lagi," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer ini. Motif lainnya, tambah Qodari, ada kepentingan bersama antara Partai Golkar dan PDIP bisa dalam rangkaian paket UU politik, pilkada, pemilu legislatif, atau pemilu presiden. Namun, Qodari melihat pertemuan itu tidak akan sampai pada kepentingan pilpres. "Pada Pemilu 2009, mereka pasti akan jalan sendiri-sendiri," ujarnya. Qodari juga melihat, dapat saja langkah yang dilakukan Partai Golkar sebagai upaya untuk menunjukkan ekspresi kekecewaan Golkar karena merasa kurang diakomodasi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Karena menterinya kurang, padahal sudah ngebela habis-habisan, tapi kurang diakomodasi. Jadi untuk menunjukkan kekecewaan Golkar. Kalau tak mau gandeng kami ya, kami gabung dengan PDIP begitulah," katanya. Sementara PDIP yang ada pada posisi oposisi berhadap-hadapan dengan pemerintah, lanjut Qodari, melihatnya tentu lebih enak jika ada "teman ngobrol". Apalagi Golkar partai besar dan partai yang ada di pemerintahan. "Jika partai di pemerintahan ada main mata, maka tentu ada yang tidak beres dengan pemerintahan ini. Itu, kira-kira pesan yang ingin disampaikan," kata Qodari. Disinggung apakah pertemuan Partai Golkar dan PDIP memberikan dampak pada pertai menengah dan kecil, Qodari menjelaskan, bisa saja berpengaruh jika kedua partai besar tersebut sepakat agar angka "electoral threshold" dinaikkan menjadi lima persen untuk Pemilu 2014. "Karena hal itu akan mengancam eksistensi partai yang di bawah angka tersebut," kata Qodari.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007