Baghdad (ANTARA News) - Seorang jurubicara pemerintah Irak membenarkan, Rabu bahwa negaranya menerima sebuah jet Airbus A-300 sebagai hadiah dari Iran, yang AS tuduh dapat menimbulkan aksi kekerasan di negara yang porakporanda akibat perang itu. "Ini adalah satu hadiah dari pemerintah Iran untuk rakyat Irak," kata Ali Al Dabbagh tentang pesawat tu, yang diserahkan kepada Baghdad pekan lalu dan akan digunakan oleh PM Nuri al Maliki untuk kunjungan resmi. "Pemerintah Irak mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Iran atas hadiah itu," kata Dabbagh dan menyebut hal itu satu "prakarsa niat baik." Penyerahan jet itu, pertama dilaporkan pekan lalu oleh media lokal, adalah satu tindakan tentang betapa eratnya hubungan antara pemerintah pimpinan Syiah Maliki dan Iran yang berpenduduk amyoritas Syiah, yang dituduh para pejabat AS memicu aksi kekerasan sektarian. Ketiga negara itu menyelenggarakan satu perundingan putaran kedua, Selasa yang dubes AS untuk Irak menuduh Iran meningkatkan bantuan kepada milisi Syiah. Tuduhan itu dibantah Iran. Ketiga negara membicarakan pembentukan satu komite keamanan, dan menlu Iran, Rabu mengatakan pihaknya siap mempertimbangkan perundingan di masa depan dengan AS menyangkut Irak pada tingkat deputi menlu . "Perundingan-perundingan antara Iran dan AS menyangkut Irak pada tingkat deputi menlu dapat dipelajaai," kata Menlu Irak Manouchehr Mottaki setelah satu sidang kabinet, yang dikutip kantor berita pemerintah Iran IRNA. "Jika Amerika membuat satu permintaan resmi dalam masalah ini pihaknya bisa mempertimbangkannya," tambahnya. AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran tahun 1980 dalam pengepungan 444 hari kedubesnya di Teheran oleh para mahasiswa setelah revolusi Islam. Hubungan itu tetap membeku sejak itu dengan ketegangan kini meningkat lebih jauh akibat pertikaian menyangkut program nuklir Iran dan penahanan Iran terhadap para ilmuwan AS yang dituduh menggangu keamanan nasional Iran, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007