Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat sebesar 24 poin menjadi Rp13.872 dibanding posisi sebelumnya Rp13.896 per dolar AS.

"Pergerakan Rupiah mampu kembali mengalami kenaikan seiring imbas penguatan Euro setelah kisruh politik di Italia dinilai mulai mereda," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin.

Selain itu, adanya penilaian positif dari lembaga keuangan asing yang menilai penguatan dolar AS terhadap Rupiah tidak akan berlangsung lama, turut memberikan angin segar kepada Rupiah sehingga Rupiah dapat memanfaatkannya untuk kembali bergerak positif.

Dalam suatu kesempatan, lanjut Reza, Morgan Stanley memberikan keyakinannya bahwa US Treasury 10 tahun sepertinya tidak akan bertahan di atas 3 persen dan akan turun ke 2,85 persen pada kuartal keempat 2018 dan ke 2,75 persen pada kuartal kedua 2019.

Seiring dengan hal tersebut, penguatan mata uang Amerika Serikat akan segera berakhir.

Pergerakan Rupiah yang cenderung menguat diharapkan dapat kembali terjadi seiring masih adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri.

Namun demikian, adanya rilis pertumbuhan data ketenagakerjaan AS dan penurunan tingkat pengangguran AS diperkirakan dapat membuat laju USD kembali menguat sehingga menahan potensi kenaikan lanjutan Rupiah,"

Adapun Rupiah sendiri diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp13.910 per dolar AS dan resisten Rp1.3820 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018