Paris (ANTARA News) - Seorang pelatih tentara Prancis tewas akibat serangan roket atas satuan tentara Afgan di propinsi Wardak, Afganistan timur, kata kementerian pertahanan Prancis, Rabu. "Akibat serangan roket terhadap asrama satuan tentara bangsa Afgan di propinsi Wardak di Afganistan, seorang perwira tak bertugas Prancis, yang menyertai satuan tentara Afgan sebagai pelatih, tewas akibat lukanya," katanya dalam pernyataan. Kementerian itu tidak merinci waktu serangan atau kematian pelatih tersebut, yang menjadikan jumlah tentara Prancis tewas di negara terkoyak perang itu mencapai 11 orang. Prancis menempatkan sekitar 1.000 tentara di Afganistan sebagai bagian dari pasukan bantuan keamanan antarbangsa ISAF pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO, yang beranggotakan 37 negara. Pemerintah Prancis menyatakan ingin mengubah perhatiannya di Afganistan dari gerakan tentara ke melatih pasukan keamanan Afgan dan membantu pembangunan negara porak-poranda tersebut. Satu bom jalanan di Afghanistan timur menewaskan empat prajurit ISAF, sehingga jumlah prajurit NATO tewas di negara itu hari Senin menjadi enam orang, kata pasukan tersebut. Empat prajurit tewas dan seorang lagi cedera oleh sebuah bom rakitan, yang meledak ketika kendaraan mereka lewat, kata pernyataan pasukan ISAF. Pasukan itu sebelumnya menyatakan dua prajurit mereka tewas hari Senin dalam kejadian terpisah di Afganistan, satu di wilayah selatan, yang dilanda pemberontakan, dan satu lagi di wilayah timur negara tersebut. ISAF tidak menyebutkan cara kedua orang itu tewas, juga tidak memberitahu kewarganegaraan mereka. Namun, tentara Norwegia di Oslo menyatakan gerilyawan melepaskan tembakan ke arah ronda hari Senin di propinsi Logar di dekat Kabul, ibukota Afganistan, yang menewaskan seorang prajurit dari pasukan khusus negara tersebut. Logar berada di bawah komando timur pasukan keamanan tersebut. Dengan kematian itu, jumlah prajurit asing tewas di Afganistan tahun ini menjadi 118 orang. Mereka bertugas untuk pasukan NATO atau gabungan terpisah pimpinan Amerika Serikat, namun sebagian besar dari yang tewas itu adalah tentara Amerika. Sekitar 191 prajurit asing tewas di Afganistan pada 2006. Taliban, yang memerintah Afganistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggungjawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Pasukan gabungan di Afganistan mencakup sekitar 13.000 prajurit Amerika Serikat dan ratusan prajurit dari negara lain, sementara sekitar 37.000 prajurit asing lain berada di negara Asia tengah itu dalam naungan ISAF. Bom jalanan dan bom mobil jibaku merupakan ciri khas dalam perlawanan, yang dikobarkan gerakan Taliban dalam upaya menggulingkan pemerintah Afganistan dukungan sekutu pimpinan Amerika Serikat. Kekerasan di Afghanistan meningkat beberapa bulan terahir setelah tenang selama musim dingin, namun serangan besar-besaran seperti dijanjikan Taliban belum terwujud. Gerilyawan giat bergerak di wilayah selatan dan timur Afganistan, tempat lebih dari 5.000 orang tewas dalam 16 bulan terahir. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007