Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat sebesar 27 poin menjadi Rp13.853 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.880 per dolar AS.

"Penguatan rupiah hari ini masih dipengaruhi faktor eksternal yaitu kemungkinan terjadinya perang dagang yang semakin meluas," kata Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.

Putu menuturkan, sebelumnya isu perang dagang hanya terjadi antara AS dengan China. Namun kini kemungkinan juga terjadi antara AS dengan Meksiko dan Kanada yang menyebabkan dolar tertekan.

Selain itu, lanjut Putu, pelaku pasar juga masih menunggu pengumuman kebijakan moneter The Fed pekan depan untuk melihat proyeksi berapa kali lagi suku bunga akan dinaikkan di tahun ini.

Sementara dari dalam negeri, dua kali kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, serta data inflasi yang masih terjaga, menjadi sentimen positif bagi rupiah.

Menurut Putu, rupiah berkesempatan mengalami apresiasi lebih jauh pada pekan ini dibandingkan level saat ini.

"Saya rasa ada peluang menguat lebih jauh di pekan ini, karena kemungkinan The Fed tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunga, atau kemungkinan hanya dua kali lagi di tahun ini. Penguatan rupiah bisa ke kisaran Rp13.780," ujar Putu.

Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) sendiri pada Rabu, tercatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.875 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.887 per dolar AS.

Baca juga: Bank Dunia menilai pergerakan rupiah tidak perlu dikhawatirkan

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018