New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS terus melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena euro meningkat lebih lanjut untuk sesi keempat berturut-turut, menyusul berita bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengurangi stimulus moneter tahun ini.

Kepala ekonom ECB Peter Praet mengatakan pada Rabu (6/6) bahwa bank sentral akan membahas apakah akan melonggarkan pembelian obligasi secara bertahap dalam pertemuan kebijakan 14 Juni mendatang, menurut Reuters.

Kata-katanya diulang oleh beberapa pejabat ECB lainnya. Klaas Knot, presiden bank sentral Belanda, mengatakan tidak ada alasan untuk melanjutkan program pelonggaran kuantitatif. Jens Weidmann, kepala bank sentral Jerman, juga mengatakan bahwa harapan ECB akan mengurangi program pembelian obligasi pada tahun ini adalah masuk akal.

Mata uang bersama naik 0,25 persen terhadap dolar AS di akhir perdagangan, di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan terbesar terhadap dolar AS sejak pertengahan Februari. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,22 persen menjadi 93,408 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,1808 dolar AS dari 1,1769 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi 1,3426 dolar AS dari 1,3410 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7620 dolar AS dari 0,7663 dolar AS.

Dolar AS dibeli 109,73 yen Jepang, lebih rendah dari 110,19 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9803 franc Swiss dari 0,9859 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2979 dolar Kanada dari 1,2950 dolar Kanada, demikian Xinhua melaporkan.

(UU.A026)

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018