Makassar (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) Makassar membentuk tim Satuan Khusus Auditoring Internal (SKAI) untuk menginvestigasi kasus pembobolan Bank Sulsel Cabang Pasangkayu, Mamuju Utara (Mamut), Sulawesi Barat. Namun, dari hasil investigasi yang dilakukan BI, kata Deputi Pemimpin BI Sulsel, Satrio Wibowo, kepada wartawan di Makassar, Kamis, pihaknya belum dapat mensinyalir kemungkinan adanya keterlibatan direksi Bank Sulsel. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan BI, menurut dia, telah disita pihak kejaksaan sebelum tim ini diturunkan. "Bila kami memiliki data-data tentang kasus ini, tentu kita dapat melakukan rekonstruksi untuk mengetahui peristiwanya dengan jelas," ujarnya. Ia mengemukakan, pihaknya hingga saat ini, belum menemukan dimana letak permasalahan yang sesungguhnya, padahal pengucuran kredit senilai Rp41 miliar ini, tidak terlepas dari persetujuan, monitoring/pengawasan Bank Sulsel Pusat dan kantor cabang. "Aliran rekeningnya tidak nampak karena semua data-data yang kami perlukan itu, semuanya ada pada kejaksaan," jelas Satrio. Ia menyatakan, saat ini pihaknya juga sedang melobi Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel guna mendapatkan dokumen-dokumen itu. Dalam kasus dugaan korupsi kredit Bank Sulsel yan merugikan negara senilai Rp41 miliar ini, pihak aparatur hukum hanya memprosesnya dari aspek tindak pidana sedangkan pelanggaran perbankannya sendiri, akan diselidiki BI. Menurut Satrio, informasi awal yang diperoleh, masing-masing debitur tersebut mengajukan kredit dibawah flapon Bank Sulsel Rp350 juta tetapi kuat dugaan, dana kredit yang diperoleh masing-masing debitur hingga ada yang mencapai Rp6,3 miliar, dipecah-pecah agar tidak ketahuan. "Indikasinya memang mengarah kesana," tegas Satrio dan menambahkan bahwa tim yang dibentuknya yakni Satuan Khusus Auditoring Internal (SKAI) belum dapat mengumpulkan data-data yang valid karena terhalang dengan data-data yang telah disita pihak kejaksaan itu. Menurut dia, hal ini juga menyulitkan pihaknya untuk mencari tahu "aktor" di balik peristiwa pembobolan Bank Sulsel tersebut termasuk kemungkinan adanya keterlibatan direksi Bank Sulsel. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007