Kupang (ANTARA News) - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengemukakan, kegiatan parade ribuan kuda sandelwood di Pulau Sumba akan difokuskan pada kawasan padang sabana.

"Parade kuda sandelwood tidak lagi dilakukan di perkotaan namun kali ini digelar di kawasan padang sabana karena secara koreografi lebih ekspresif di mata wisatawan," kata Marius Ardu Jelamu saat dihubungi di Kupang, Sabtu.

Parade kuda sandelwood yang akan dipadukan dengan festival tenun ikat di Pulau Sumba akan digelar pada 5-12 Juli 2018.

Kegiatan ini, kata Marius, akan terbesar di tiga wilayah yakni Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, dan Kabupaten Sumba Timur.

"Untuk Kabupaten Sumba Tengah sendiri kali ini tidak ada karena pemerintah setempat belum menyiapkan anggarannya," katanya.

Ia mengatakan, parade kuda sandelwood difokuskan di kawasan hutan sabana sekaligus mempromosikan Pulau Sumba yang juga terkenal dengan keindahan alam padang sabana.

Sementara untuk kegiatan festival tenun ikat tetap digelar di wilayah perkotaan melibatkan masyarakat atau kelompok penenun di daerah setempat.

Marius mengatakan, hamparan padang sabana di Pulau Sumba diselingi bukit-bukit yang indah menjadi pemandangan yang khas dan jarang ditemukan di belahan dunia lain.

"Keindahan alam yang sangat eksotik ini yang ditonjolkan dalam parade kuda sandelwood nanti sekaligus mempromosikan destinasi wisata di sekitarnya," katanya.

Ia menambahkan, kegiatan parade kuda sandelwood dan festival tenun ikat merupakan salah satu dari empat ikon pariwisata NTT yang sudah masuk dalam agenda nasional.

Tiga kegiatan lainnya yakni Festival Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Tour de Flores di sepanjang Pulau Flores dan Festival Likurai di Bukit Fulan Fehan, Kabupaten Belu, Pulau Timor.

Sejumlah kegiatan pariwisata ini telah diluncurkan Menteri Pariwisata Arief Yahya pada Rabu (6/6) lalu di Jakarta.

 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018