Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kehutanan (Dephut) menjajaki kerjasama aktif bidang kehutanan dan lingkungan dengan Amerika Serikat untuk menanggulangi dan mengantisipasi perubahan iklim (climate change) yang saat ini menghantui dunia. Penjajakan kerjasama tersebut dibahas dalam diskusi tentang peluang kerjasama bidang Kehutanan dan Lingkungan yang dilaksanakan jajaran eselon I Dephut dengan Asisten Sekretary for Bureau of Oceans and International Environmental and Scientific Goverment of the USA, Claudia A McMurray, di Jakarta, Kamis. Usai pertemuan, McMurray mengatakan, saat ini memang tidak ada kesepakatan yang ditandatangani. Namun, Indonesia dan Amerika akan membicarakan kerjasama aktif untuk mengatasi perubahan iklim. "Bagi Indonesia, hutan juga sangat penting. Karena itu, kerjasama ini bukan hanya untuk menghadapi perubahan iklim, tetapi juga untuk konservasi hutan dan itu sangat penting bagi masyarakat dan kehidupan liar," katanya. Diskusi pejabat Dephut dan AS itu juga menyinggung persiapan menghadapi konferensi global tentang perubahan iklim di Bali, Desember mendatang. Selain perubahan iklim, Indonesia dan Amerika juga membicarakan mengenai perdagangan ilegal kayu, dan satwa liar termasuk juga konservasi hutan. Menurut McMurray, Indonesia telah bekerja keras untuk memberantas perdagangan ilegal tersebut. "Isu yang penting dibicarakan adalah tentang konservasi hutan, biofuel dan perkebunan minyak sawit. Selain itu, peraturan yang memastikan bahwa perkebunan itu tidak mengorbankan hutan. Karena itu berdampak bagi perubahan iklim". Sementara itu, Kepala Pusat Informasi Dephut Ahmad Fauzi mengatakan, diskusi tersebut untuk mempertanyakan kesiapan Indonesia menghadapi konferensi global tentang perubahan iklim di Bali. Kesiapan itu meliputi kesiapan dalam penangan kebakaran, ilegal logging, perdagangan ilegal, dan penyelundupan satwa. "Ini akan dilaporkan ke pemerintah masing-masing, untuk memberikan bayangan apa yang telah dilakukan," katanya. Laporan yang didapat dari hasi ldiskusi ini akan disusun bersama untuk mengetahui langkah kerja pemerintah masing-masing.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007