Jakarta (ANTARA News) - Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI), Miranda S Goeltom, mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini bukan karena ketidakpercayaan terhadap Indonesia. "Kita melihat pelemahan terjadi pada hampir semua mata uang lainnya. Jadi bukan karena ketidakpercayaan terhadap kondisi Indonesia," katanya dalam diskusi tentang bank sentral, di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Jumat. Ia mengatakan rupiah tetap dijaga tingkat volatilitasnya agar tidak bergejolak yang membahayakan perekonomian, namun BI tidak akan menunjuk rupiah pada level tertentu. "Hal ini sesuai dengan aturan tentang sistem kita `floating exchange rate` (nilai tukar mengambang)," katanya. Pelemahan saat ini hanya temporer saja, tambahnya. Sementara itu, menurut Direktur Humas dan Perencanaan Strategi BI, Budi Mulya, pelemahan rupiah yang terjadi semata dipicu oleh sentimen yang terjadi di tingkat global. Namun demikian, lanjutnya, BI terus mengamati pergerakan rupiah yang terjadi di pasar uang. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Jumat pagi merosot mencapai Rp9.200 per dolar AS, karena pelaku pasar terus memburu dolar AS. Nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp9.200/9.210 per dolar AS dibanding penutupan pagi hari sebelumnya Rp9.108/9.176 atau turun 92 poin. (*)

Copyright © ANTARA 2007