Jakarta (ANTARA News) - Kerala Samajam Indonesia, sebuah organisasi sosial dan budaya yang beranggota para warga negara keturunan India asal Provinsi Kerala, menyerahkan bantuan sebagai rasa peduli untuk Panti Asuhan Harapan Remaja di Rawamangun, Jakarta Timur pada Ahad.

Presiden Kerala Samajam Indonesia Benny Matthew menyerahkan langsung bantuan tersebut antara lain berupa beras, pakaian, peralatan sekolah dan uang kepada Kepala PAHR, Nurdin.

Sebelumnya KSI juga memberikan bantuan serupa ke sebuah panti asuhan di Cilincing, Jakarta Utara, kata Benny yang disertai para pengurus organisasi itu.

"Kami ingin menunjukkan rasa peduli kami kepada anak-anak yang tinggal di panti asuhan ini dan di tempat lain pada saat bulan suci Ramadhan," kata dia.

Selain itu KSI juga menyediakan bantuan biaya pendidikan bagi anak-anak tidak mampu di Indonesia.

Menurut dia, para anggota organisasinya yang berjumlah lebih dari 200 orang terpanggil untuk memberikan bantuan karena mereka merasa telah bekerja mencari nafkah di Indonesia dan ingin berbagai dengan orang-orang Indonesia khususnya anak-anak yang tinggal di panti asuhan.

Para warga negara India itu bekerja di berbagai sektor seperti ritel, perkapalan dan pertambangan dan masa tinggalnya di Indonesia bsudah ada yang melebihi 30 tahun.

"Di antara kami, ada yang beragama Islam, Hindu dan Kristen dan semuanya bersatu dan rukun untuk melakukan berbagai kegiatan sosial di Jakarta khususnya," kata Benny, yang bekerja di sektor pertambangan dan telah tinggal di Indonesia selama 19 tahun.

Pendirian Panti Asuhan Harapan Remaja ini berawal dari keperihatinan sejumlah tokoh Muslimat NU setelah melihat masalah sosial yang ada di Jakarta pada awal tahun 1970an.

Pada saat itu makin marak kasus anak-anak terlantar, anak-anak jalanan dan penyalahgunaan psikotroipika di kalangan remaja. Melihat kondisi ini, para tokoh Muslimat NU terpanggil untuk bahu-membahu mendirikan panti asuhan sebagai sebuah solusi untuk meningkatkan kualitas kehidupan anak-anak yang datang dari keluarga yang mengalami disfungsi sosial.

"Setelah 40 tahun lebih berdiri, PAHR masih terus berusaha mengembangkan diri untuk bisa menjawab permasalahan sosial yang ada saat ini," kata Nurdin.

Saat ini lebih 50 orang anak yang berusia antara 9 hingga 18 tahun tinggal di panti asuhan dan lebih 50 orang lagi di luar panti yang dibantu oleh PAHR.
 

Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018